Selama ini ...
Aku hanya bisa menerima ...
Apa yang menitis dari langit ...
Tetes- tetes air kecil ...
Yang akhirnya membesar bagai air bah ...
Turun membasahi ...
Membanjiri ...
Aku hanya bisa bersyukur ...
Aku hanya mampu mendengar musik rintihanmu ...
dan ...
Aku belajar ...
'Bagaimana mencintai kedatangan Mu ...
Senin, 28 Januari 2013
Hati yang bergelombang ..
Hati itu ...
Sering tergadaikan ...
Dengan keadaaan ....
Saat cinta ...
Maka dia akan berkata cinta ...
Saat duka ...
Maka dia akan berkata duka ...
Saat malas ...
Maka dia akan berkata malas ...
Hati yang lemah ...
Menjadikan tubuh yang sempurna ...
Bagai seonggok daging yang tiada guna ...
Merana dan terus merana ....
Dunia yang setetes ini ...
Tak butuh hati yang mudah berongga ...
Tapi ...
Hati yang kuat ...
Sering tergadaikan ...
Dengan keadaaan ....
Saat cinta ...
Maka dia akan berkata cinta ...
Saat duka ...
Maka dia akan berkata duka ...
Saat malas ...
Maka dia akan berkata malas ...
Hati yang lemah ...
Menjadikan tubuh yang sempurna ...
Bagai seonggok daging yang tiada guna ...
Merana dan terus merana ....
Dunia yang setetes ini ...
Tak butuh hati yang mudah berongga ...
Tapi ...
Hati yang kuat ...
Izinkan Hujan Bercerita ,,,
Sahabat ...
Bukankah hujan itu indah ...
Dia datang dengan tenang ...
Di lain masa ...
Dia datang dengan tergesa-gesa ...
Kedatangannya bukan untuk menggerutui kita ...
Tapi dia datang ...
Untuk mendamaikan hati yang sedang gelisah ...
Melembutkan mata yang penuh lekuk emosi ...
Menyegarkan nafas yang telah lama membusuk ...
Dan meringankan kaki ...
Agar perlahan dalam berjalan ...
Sahabat ...
Bukankah hujan itu indah ...
Dia datang karena rasa cinta dari Nya ...
Untuk bumi dan seisinya ...
Bukankah hujan itu indah ...
Dia datang dengan tenang ...
Di lain masa ...
Dia datang dengan tergesa-gesa ...
Kedatangannya bukan untuk menggerutui kita ...
Tapi dia datang ...
Untuk mendamaikan hati yang sedang gelisah ...
Melembutkan mata yang penuh lekuk emosi ...
Menyegarkan nafas yang telah lama membusuk ...
Dan meringankan kaki ...
Agar perlahan dalam berjalan ...
Sahabat ...
Bukankah hujan itu indah ...
Dia datang karena rasa cinta dari Nya ...
Untuk bumi dan seisinya ...
Mushola ku …
Bentuknya …
Tak Besar ….
Pintu – pintu kayu
berlapis kaca …
Menutupi Badan Bangunan …
Kesunyian yang sering
pecah …
Hanya disat engkau
menjadi alas sujud yang utama …
Subuh … dhuhur … Asar …
Magrib … Isak ..
Ya …
Mendadak engkau menjadi
ramai …
Keramaian yang
terproyeksikan dalam kesunyian …
Hanya beberapa anak kecil
…
Yang sibuk berlari dan
bercanda usil …
Ditengah asyiknya sholat
…
Hanya orang-orang tua
yang dengan ikhlas …
Mau tetap berdoa
bersanding rumah ibadah ini …
Kasihan …
Engkau …
Musholaku …
Apa Engkau menangis .. ?
Bapak Penjual Bakso ..
Ting…Ting..Ting …
Ting.. Ting.. Ting…
Suara dari mulutmu tak
keluar …
Hanya suara sendok yang
menimpa piring …
Yang menggertakkan Jam
Siang …
Untuk tetap berjalan …
Gerobak Kecil …
Tak Mewah …
Sederhana hanya dengan
perabotan penjual bakso pada umurnya …
Engkau berkeliling di
panasnya kota …
Masuk ke kampung-kampung
…
Berputar di gang-gang
sempit …
Hanya untuk menyuarakan …
Ting…Ting..Ting …
Ting…Ting..Ting …
Sandi Suara …
Yang mengabarkan …
Bahwa …
Penjual Bakso telah
datang …
Minggu, 27 Januari 2013
Dream Come True ..
.jpg)
"Semua orang-orang besar adalah Pemimpi yang hebat !!! , Pemimpi yang mampu meyakini apa yang dia impikan !!! , ketika keyakinan sudah berakar kuat, maka keistiqomahan menjadi jalan perjuangannya .."
"Konsistensi dalam memperjuangkan impian adalah kunci keberhasilan , Allah pasti tahu mana hamba-hamba Nya yang mau berjuang dengan sungguh-sungguh maupun yang hanya mampu bermalas-malasan ..."
Dan sebuah Impian yang besar memiliki potensi baik !!! untuk melakukan perubahan besar ... "
kita mulai dari jejak kecil ... dengan mimpi-mimpi kecil kita ...
Mimpi untuk selalu lebih baik di setiap harinya ....
Goresan Cinta …
Kisah Cinta …
Dia datang …
Dia bercerita …
Dengan nada yang tidak
menjemukan …
Dan juga tidak dengan
mengotori hari …
Cinta …
Itu datang …
Terbang …
Dan melambai …
Mengibaskan bulu-bulu
cinta kepada Nya …
Mengokohkan Hati …
Menyusun sel-sel terbaik
…
Sehingga cinta ini bisa
abadi untuk Nya …
Tinta Indonesia …
Kamu terlahir …
Tidak karena kebetulan …
Kamu ada …
Juga bukan karena titisan
sehari …
Bayi yang terkandung …
Di perut para ibu
Indonesia …
Memiliki pertalian …
Memiliki lingkaran takdir
yang sama …
Yaitu …
Memajukan Negeri ini …
Tinta Emas … Kan tertulis
…
Membasahi Jejak-Jejak
Indonesia …
Tinta Emas yang tumbuh
dari gerak pemuda bangsa …
Merangkai cerita ..
Memetik Makna ..
Untuk menulis …
Tinta Indonesia …
Prasangka Hati …
Dilihat dari atas tampak
besar …
Dilihat dari bawah tampak
kecil …
Bukankah terkadang semua
seperti itu …
Apa yang agung …
Ternyata hanya remeh …
Apa yang remeh …
Ternyata tampak Agung …
Allah memang Maha
Mengetahui …
Dan karena Nyalah …
Hamba-hambanya menjadi
tahu segala Nya …
Termasuk tentang
sahabatnya …
Berbaik sangkalah …
Maka Allah akan
membaikkanmu …
Dosa …
Nabi Adam …
Dulu … bersenang hati di
Surga …
Berkumpul dengan
buah-buahan manis di Surga …
Lalu hadir Sang
Pendamping yang ikut menambah warna …
Iblis pun berkata …
Racun rayuannya mulai
membekas didalam dada …
Tak kuasa menahan nafsu …
Maka dosalah yang ikut
merangkul …
Allah Maha Cinta …
Allah Maha Pengampun …
Turunlah Kamu dari Surga
…
Allah tak pernah membenci
….
Hamba-hambanya yang
berjuang untuk selalu lebih dekat dengan Nya …
Dosa yang ada …
Adalah cara terbaik Allah
…
Untuk mengingatkan
hamba-hamba Nya yang dicinta …
Dosa itu buruk …
Tapi dengan dosa itulah …
Seharusnya ..orang bisa
menjadi lebih baik …
Bangun Pagi …
Pintu- Pintu …
Lampu-lampu ..
Beriringan membuka
koridor kehidupan baru … dipagi hari …
Air-air yang berselancar
…
Meliuk-liuk disela
jari-jari anak manusia …
Berwudhu …
Lalu mengangkat takbir di
subuh yang sepi …
Bersalam dua kali …
Berdzikir dengan bahasa
lidah yang menyengat hati …
Berdua dengan naluri
manusia …
Lalu Bergegas …
Meninggalkan segala jemu
dan kemalasan …
Menggertakkan kaki dengan
cepat …
Bersih- bersih, mengaji,
membaca buku, menulis …
Semua kehendak ini
dilakukan …
Karena ini adalah mimpi
hari ini …
Jumat, 18 Januari 2013
Berjuanglah ....
Tak kusangka ...
Tak pernah ter rekayasa dalam pikiran dan hati ....
Siapa bilang hidup itu beban ...
Padahal dengan adanya beban ...
Hidup menjadi lebih bermakna dan penuh karya ...
Siang ini ....
Panji-Panji Perjuangan itu berdiri memancang di batinku ...
Aku ingin ...
Perjuangan dan Pengorbanan menjadi jalan takdirku ....
Bersama para mujahid muda yang selalu siap mengukir karya ...
Karya Abadi yang hanya tertuang dengan ikhlasnya hati dan teguhnya iman ,,,
Perjuangan ini ....
Menyeret nurani yang rapuh, untuk segera tanggap ...
Menyeka mata yang mulai lelah menatap panjangnya perjuangan ...
Mengangkat kaki yang malas untuk mengangkat pengorbanan ....
Semua ingin bersuara ...
Untuk ikut berkarya ...
Demi Perjuangan ini ....
Hanya untuk Allah ....
Tak pernah ter rekayasa dalam pikiran dan hati ....
Siapa bilang hidup itu beban ...
Padahal dengan adanya beban ...
Hidup menjadi lebih bermakna dan penuh karya ...
Siang ini ....
Panji-Panji Perjuangan itu berdiri memancang di batinku ...
Aku ingin ...
Perjuangan dan Pengorbanan menjadi jalan takdirku ....
Bersama para mujahid muda yang selalu siap mengukir karya ...
Karya Abadi yang hanya tertuang dengan ikhlasnya hati dan teguhnya iman ,,,
Perjuangan ini ....
Menyeret nurani yang rapuh, untuk segera tanggap ...
Menyeka mata yang mulai lelah menatap panjangnya perjuangan ...
Mengangkat kaki yang malas untuk mengangkat pengorbanan ....
Semua ingin bersuara ...
Untuk ikut berkarya ...
Demi Perjuangan ini ....
Hanya untuk Allah ....
Senin, 14 Januari 2013
Istiqomalah ...
Teguhlah ...
Seteguh jari-jari tangan ini untuk terus menggenggam kebenaran ...
Tegaplah ....
Setegap badan ini untuk terus berkorban demi terwujudnya perubahan ...
Santunlah ...
Sesantun kata-kata yang akan selalu siap melembutkan hati para manusia ...
Ikhlaslah ...
Seikhlas dirimu meninggalkan masa lalu untuk menatap masa depan yang lebih baik ...
Bertekadlah ....
Sesuai cita-citamu dan harapan-harapan mu...
Berdoalah...
Karena doamu adalah kebaikan untukmu dan orang disekitarmu ...
Istiqomalah ...
Karena hanya dengan Istiqomah maka perjuangan dan karya abadi mampu terus bernafas dan berapi ...
Seteguh jari-jari tangan ini untuk terus menggenggam kebenaran ...
Tegaplah ....
Setegap badan ini untuk terus berkorban demi terwujudnya perubahan ...
Santunlah ...
Sesantun kata-kata yang akan selalu siap melembutkan hati para manusia ...
Ikhlaslah ...
Seikhlas dirimu meninggalkan masa lalu untuk menatap masa depan yang lebih baik ...
Bertekadlah ....
Sesuai cita-citamu dan harapan-harapan mu...
Berdoalah...
Karena doamu adalah kebaikan untukmu dan orang disekitarmu ...
Istiqomalah ...
Karena hanya dengan Istiqomah maka perjuangan dan karya abadi mampu terus bernafas dan berapi ...
Sahabatku …
Dulu .. aku tak pernah
terbayang akan bertemu dengamu ….
Melihat saja, kita hanya
saling berpapasan …
Hanya anggukan kepala
yang menjadi sinyal diantara kita …
Masa ini .. berbeda
dengan Masa dulu …
Banyak yang bercerita,
banyak juga yang berbohong kata …
Bercuriga rasa, dan
menguliti segala rerimbunan kejelekan …
Tapi …
Bukan itu yang terjadi
diantara kita …
Kupu-kupu canda sering
bertebangan di rentetan kata-kata kita ..
Bermain tangan untuk
saling memukul …
Sampai harus berlirih
kata untuk saling menasehati …
Malam pun tak pernah bernyanyi
kering ..
Selalu ada nada-nada
penuh hasrat untuk diceritakan …
Catatan hari ini …
Catatan Minggu ini … dengan Catatan Perjalanan terbaik lainnya..
Hebat …
Hebat …
Ku harap ceritamu tak
berhenti di tengah panasnya perjuangan ….
Jumat, 11 Januari 2013
Mataku Penuh Dosa ...
Bulu mata yang bershof indah ...
Berbintik lurus dan mengemuka ...
Lengkungan tak tajam ...
Elips yang indah, untuk sebuah bentuk di wajah ...
Allah menciptakan mata ...
Untuk melihat kuasa Nya ...
Allah menghadirkan mata ...
Untuk menangkap pesan-pesan Nya ...
Allah menyelipkan bongkahan dua mata ...
Untuk menambah rasa syukur kita kepada Nya ...
Mata ...
Mata ....
Kau indah, tapi juga bisa menjadi ladang dosa ...
Islam mengajarkanku ...
Bagaimana cara terbaik memperlakukanmu ...
Berteduh dalam memandang ...
Mencari tumpangan awan , untuk berlari dari tumpahan dosa ...
Berbintik lurus dan mengemuka ...
Lengkungan tak tajam ...
Elips yang indah, untuk sebuah bentuk di wajah ...
Allah menciptakan mata ...
Untuk melihat kuasa Nya ...
Allah menghadirkan mata ...
Untuk menangkap pesan-pesan Nya ...
Allah menyelipkan bongkahan dua mata ...
Untuk menambah rasa syukur kita kepada Nya ...
Mata ...
Mata ....
Kau indah, tapi juga bisa menjadi ladang dosa ...
Islam mengajarkanku ...
Bagaimana cara terbaik memperlakukanmu ...
Berteduh dalam memandang ...
Mencari tumpangan awan , untuk berlari dari tumpahan dosa ...
Majelis Cinta ..
Aku memang sering bertemu dengan mu...
Bertemu di karpet ini ....
Sama-sama duduk sejajar ...
Dengan senyum dan canda ringan ...
Terkadang aku menyapamu ...
Dan kau pun balik bertanya dengan segala dalil pertanyaan ...
Aku senang dengan ukhuwah ini ...
Sore.. sering ku lihat kawan-kawan ..
Antusias, Tenang , Khusuk ...
Melurusakan matanya untuk melihat Sang Ustadz ...
Taujih-Taujih merambati dinding-dinding masjid ...
Memantulkan suara-suara kebaikan ...
Dengan Resonansi , yang menenangkan hati ...
Aku bersuara dalam hati ...
"Betapa enaknya, berada disini ...
"Daerah Kesholehan .... dimana semua kebaikan berhimpun ...
Selalu ada yang datang ...dengan segala inspirasi kebaikan ...
Aku ada ...
bersama kamu ...
Dalam majelis cinta ini ....
Bertemu di karpet ini ....
Sama-sama duduk sejajar ...
Dengan senyum dan canda ringan ...
Terkadang aku menyapamu ...
Dan kau pun balik bertanya dengan segala dalil pertanyaan ...
Aku senang dengan ukhuwah ini ...
Sore.. sering ku lihat kawan-kawan ..
Antusias, Tenang , Khusuk ...
Melurusakan matanya untuk melihat Sang Ustadz ...
Taujih-Taujih merambati dinding-dinding masjid ...
Memantulkan suara-suara kebaikan ...
Dengan Resonansi , yang menenangkan hati ...
Aku bersuara dalam hati ...
"Betapa enaknya, berada disini ...
"Daerah Kesholehan .... dimana semua kebaikan berhimpun ...
Selalu ada yang datang ...dengan segala inspirasi kebaikan ...
Aku ada ...
bersama kamu ...
Dalam majelis cinta ini ....
Rabu, 09 Januari 2013
Mahasiswa Kos dan Kontrakan …
Halooo !!!!
Sapaku pada sekumpulan
kawan-kawan …
Baru datang dari kos …
Atau hanya mampir makan
di tempat ini …
Mata mereka melihat
dengan kesadaran yang optimal …
“Kami mau makan, dan baru
saja dari kos ..!!!”
Menu apakah yang ingin
kawan-kawan gelar hari ini ?
“Kami tak ada menu
khusus, yang penting sesuai dengan kolong dompet kami”
Haloo!!!!
Kaliah sehatkan hari ini
…
Sepertinya hanya hawa
kemalasan yang tampak dari tubuhmu …
“Hari ini, baru dari
kontrakan dan ternyata ramai banget !!! tak ada yang bisa ku lakukan selain
tidur “
Ohh… sabar, sini temani
saya menulis ….
Kontrakan atau Kos …
Menurutku itu adalah
tempat untuk berkarya …
Kerapian, Kebersihan,
Keindahan , Keamanan ,…
Menjadikan Nafas lebih
panjang untuk hidup di dunia perantauan …
Saat kawan sekamar tidur,
maka terbangunla untuk sholat malam …
Saat kawan serumah sibuk
nonton film, maka kejarlah jamaah sholat yang terhampar di mushola kampung …
Ini tentang …
Kos dan Kontrakan …
Madani …
Apa Kau Ikhlas ?
Mulut sudah terlalu
sering berbaiat dengan kata ikhlas …
Kata yang mudah untuk
terucap dalam kunyahan lidah …
Tapi jika Allah bertanya
? …
“Apa kau ikhlas ?!! …”
Kepalamu terdiam, hati
dan mulutmu seakan ragu menjawab …
“Apa aku telah ikhlas
selama ini ?”
Landasan keikhlasan …
Berdiri dan dibangun
dalam keimanan yang teguh …
Berkata seperti apa yang
dikatakan Nya …
Mendengar seperti apa
yang telah disampaikan Nya …
Ikhlas …
Kata yang pendek dan
tampak remeh …
Tapi tak semua insan
manusia mampu melahapnya ..
Kau yang berkata …
Kau yang menanggungnya …
Semoga kita ikhlas …
Pandanganku...
Gedung-gedung megah ...
Tanah-tanah merekah ...
Pohon-pohon mengering ...
Jalan-jalan membakar panasnya hari-hari ...
Ini tempatku ...
Kota yang nyawanya terwakilkan oleh Monumen Tugu ...
Orang-orangnya hanya bisa berkata ..
" Maaf, aku sibuk kerja ..."
Pinggiran jalan banyak terlihat para pekerja-pekerja aktif ....
Wanita-wanita berseragam pabrik ....
Banyak berkata dengan lawan-lawann disebelahnya ....
Mobil-mobil dari berbagai spesies ...
Saling berarak-arakkan di jalanan kecil ...
Sepeda motor yang hanya berkaki dua ...
Ternyata semakin berkaki seribu ...
Para Pedagang Berbingkai lesehan ...
Menjejali jalanan dengan sugesti yang mengenyangkan ...
"Mampir..Mampir.." ...
Lampu-Lampu gantung ...
Asap-Asap Pengap Kota ...
Ini dunia kotaku...
Tanah-tanah merekah ...
Pohon-pohon mengering ...
Jalan-jalan membakar panasnya hari-hari ...
Ini tempatku ...
Kota yang nyawanya terwakilkan oleh Monumen Tugu ...
Orang-orangnya hanya bisa berkata ..
" Maaf, aku sibuk kerja ..."
Pinggiran jalan banyak terlihat para pekerja-pekerja aktif ....
Wanita-wanita berseragam pabrik ....
Banyak berkata dengan lawan-lawann disebelahnya ....
Mobil-mobil dari berbagai spesies ...
Saling berarak-arakkan di jalanan kecil ...
Sepeda motor yang hanya berkaki dua ...
Ternyata semakin berkaki seribu ...
Para Pedagang Berbingkai lesehan ...
Menjejali jalanan dengan sugesti yang mengenyangkan ...
"Mampir..Mampir.." ...
Lampu-Lampu gantung ...
Asap-Asap Pengap Kota ...
Ini dunia kotaku...
Selasa, 08 Januari 2013
Kuliah ...
Kuliah ....
Bagai ideologi emas yang memang telah tertanam dalam hati...
Semua orang pasti ingin merasakan manisnya buah perkuliahan ...
Mampu duduk di kelas besar ...
Berkata-kata besar ...
Bercita-cita besar ....
Seseorang bertanya ...
Kamu ngak Kuliah ?!!! ...
Maka terjawab dengan lantang ...
Saya kuliah !!!
Kamu setelah kuliah mau jadi apa ?!!!
Jawab dengan lirih dengan menajamkan kata...
Saya akan tetap berkarya untuk bangsa ... !!!
Semua pemuda yang telah duduk dalam empuknya perkuliahan ...
Sudah sepantasnya menyadarkan dirinya,untuk selalu istiqomah ...
Istiqomah dalam belajar ...
Istiqomah dalam keikhlasan hanya Karena Nya ....
Jangan kau hanya menjadi benalu ...
Yang semakin memahat susahnya bangsa ini...
Sadarlah...
Karena kau diharapkan bangsa ...
Bagai ideologi emas yang memang telah tertanam dalam hati...
Semua orang pasti ingin merasakan manisnya buah perkuliahan ...
Mampu duduk di kelas besar ...
Berkata-kata besar ...
Bercita-cita besar ....
Seseorang bertanya ...
Kamu ngak Kuliah ?!!! ...
Maka terjawab dengan lantang ...
Saya kuliah !!!
Kamu setelah kuliah mau jadi apa ?!!!
Jawab dengan lirih dengan menajamkan kata...
Saya akan tetap berkarya untuk bangsa ... !!!
Semua pemuda yang telah duduk dalam empuknya perkuliahan ...
Sudah sepantasnya menyadarkan dirinya,untuk selalu istiqomah ...
Istiqomah dalam belajar ...
Istiqomah dalam keikhlasan hanya Karena Nya ....
Jangan kau hanya menjadi benalu ...
Yang semakin memahat susahnya bangsa ini...
Sadarlah...
Karena kau diharapkan bangsa ...
Adek ? ..
Hahaha ....
Dulu kamu kan tak seperti ini...
Matamu saja, masih menampakkan keraguan terbuka lebar ...
Tanganmu tak terlalu kuat menggenggam, padahal ada roti enak didekatmu ...
Hihihi...
Kau dulu masih berpakain sederhana, hanya kain tipis yang menutup badan...
Kini kau sudah banyak minta kepada bunda, tentang ini dan itu ...
Aku masih ingat, betapa lucunya kau saat harus menangis...
Saat kau harus berkata, yang aku tak mengerti bahasa balitamu...
Hohoho....
Lucu sekali ternyata masa kecilmu...
Wahai..adikku...
Tak ada rasa kecewa bila kau menangis ...
Karen tangismu adalah bukti bahwa kau berani melawan kehidupan ...
Gigimu yang kecil, senyummu yang secuil, dan matamu yang terkadang membelalak tak tentu arah...
Hehehe...
Sini..sini jangan jauh kau dariku...
Ingin aku bercerita denganmu, tentang masa depan dan harapan...
Karena aku yakin, bahwa kau adalah pujangga baru bagi keluarga ini ...
Keluarga yang diharapkan semua anaknya,..mampu untuk berkarya ...
Hemmm....
Itu yang ku ucap untukmu...
Dengarkanlah pesan hati ini...
Agar kau mengerti ...
Bahwa aku mengidolakanmu....
Dulu kamu kan tak seperti ini...
Matamu saja, masih menampakkan keraguan terbuka lebar ...
Tanganmu tak terlalu kuat menggenggam, padahal ada roti enak didekatmu ...
Hihihi...
Kau dulu masih berpakain sederhana, hanya kain tipis yang menutup badan...
Kini kau sudah banyak minta kepada bunda, tentang ini dan itu ...
Aku masih ingat, betapa lucunya kau saat harus menangis...
Saat kau harus berkata, yang aku tak mengerti bahasa balitamu...
Hohoho....
Lucu sekali ternyata masa kecilmu...
Wahai..adikku...
Tak ada rasa kecewa bila kau menangis ...
Karen tangismu adalah bukti bahwa kau berani melawan kehidupan ...
Gigimu yang kecil, senyummu yang secuil, dan matamu yang terkadang membelalak tak tentu arah...
Hehehe...
Sini..sini jangan jauh kau dariku...
Ingin aku bercerita denganmu, tentang masa depan dan harapan...
Karena aku yakin, bahwa kau adalah pujangga baru bagi keluarga ini ...
Keluarga yang diharapkan semua anaknya,..mampu untuk berkarya ...
Hemmm....
Itu yang ku ucap untukmu...
Dengarkanlah pesan hati ini...
Agar kau mengerti ...
Bahwa aku mengidolakanmu....
Senin, 07 Januari 2013
Rumahku ....
Besar...
Luas...
Teduh...
Aula Berkain Lembut melapisi nyamannya tempat ini ...
Lantainya yang cokelat, menemani kaki untuk bisa berjalan ....
Rangkain Penyalur Air .... berantai menggelorakan ritual wudhu...
Atap-Atap yang sering berdetak hambar ...
Dikala pasukan hujan menuruni langit dan memijakkan kakinya di landasan atap ...
Terkadang aku kasihan...
Apa kau sedang sakit, sehingga hujan yang turun membuatmu berteriak lebih keras...
Hemm..Hemm...
Didalam kerangkamu, aku sering bersandar, dan tertidur...
Duduk bersama kawan-kawan sambil mendengar seruan para tauladan...
Assalamualaikum...
Ikhwah Fillah sekalian ...
Aku...
Banyak memakan waktuku, untuk mengikis banyak dosaku didalam binarnya lampumu ...
Aku...
Duduk lagi, tapi ini hanya dengan para pencari kebenaran ....
Aku...
Berbagi tangan, untuk saling berjabat ukhuwah, juga di depan matamu ....
Disini...
Di dalam hati ...
Di dalam pikiran ku ...
Aku ingin selalu bisa menyapamu...
Merapikanmu, dan meramaikanmu dengan berbagai diskusi hebat atau majelis-majelis berkelas..
Masjidku ...
Rumahku....
Luas...
Teduh...
Aula Berkain Lembut melapisi nyamannya tempat ini ...
Lantainya yang cokelat, menemani kaki untuk bisa berjalan ....
Rangkain Penyalur Air .... berantai menggelorakan ritual wudhu...
Atap-Atap yang sering berdetak hambar ...
Dikala pasukan hujan menuruni langit dan memijakkan kakinya di landasan atap ...
Terkadang aku kasihan...
Apa kau sedang sakit, sehingga hujan yang turun membuatmu berteriak lebih keras...
Hemm..Hemm...
Didalam kerangkamu, aku sering bersandar, dan tertidur...
Duduk bersama kawan-kawan sambil mendengar seruan para tauladan...
Assalamualaikum...
Ikhwah Fillah sekalian ...
Aku...
Banyak memakan waktuku, untuk mengikis banyak dosaku didalam binarnya lampumu ...
Aku...
Duduk lagi, tapi ini hanya dengan para pencari kebenaran ....
Aku...
Berbagi tangan, untuk saling berjabat ukhuwah, juga di depan matamu ....
Disini...
Di dalam hati ...
Di dalam pikiran ku ...
Aku ingin selalu bisa menyapamu...
Merapikanmu, dan meramaikanmu dengan berbagai diskusi hebat atau majelis-majelis berkelas..
Masjidku ...
Rumahku....
Hujan-Hujan
Bismillah....
Eh...Hujan di luar sana ... Kau tahu ?
Hujan?..bukankah tanah begitu kering...
Daun melambai tenang...
Batu-batu pun tak bersuara dengan jatuhnya air...
Di luar sana Hujan!!! Deras !!! ...
Mana!!! Jangan melamun wahai kawanku...
Tenangkan dirimu ...
Duduklah disampingku sini...
Hujan!!!Hujan!!!
Hei!!!! Taukah suaramu yang keras!!
Mana hujan itu!!!
Langit saja masih tampak manis untuk dilihat...
Disana Hujan Deras !!!
Airnya tidak hanya menghanyutkan perahu kertas ...
Airnya juga membawa nyawa-nyawa pergi dan tiada...
Airnya penuh darah dan nanah....
Kau melihatnya kan ? ..kawan..
Hujan itu...
Juga membingunkan para tukang pemakan uang rakyat...
Para Pemimpin daerah yang hanya duduk di meja,, sekarang sedang menjinjitkan kakinya ...
Mereka takut dengan Air Hujan, yang akan membasahi sepatu-sepatu bermerek mereka...
Kau melihatnya kan? ..kawan..
Hujannya deras !!!
Membuka piring yang tertutup yang ternyata hanya berisi nasi dan ikan basi...
Banyak rakyat yang mati..
Banyak handai taulan, yang pendidikannya tertinggal di tengah panasnya kemoderenan...
Sayang aku tak punya payung ...
Bukankah mereka, para "atasan" yang punya payung ....
Hujan...
Hanya meninggalkan bau tanah yang wangi dan hilang...
Kau melihatnya kan ?..Kawan...
Hujan itu...
#kritik
Eh...Hujan di luar sana ... Kau tahu ?
Hujan?..bukankah tanah begitu kering...
Daun melambai tenang...
Batu-batu pun tak bersuara dengan jatuhnya air...
Di luar sana Hujan!!! Deras !!! ...
Mana!!! Jangan melamun wahai kawanku...
Tenangkan dirimu ...
Duduklah disampingku sini...
Hujan!!!Hujan!!!
Hei!!!! Taukah suaramu yang keras!!
Mana hujan itu!!!
Langit saja masih tampak manis untuk dilihat...
Disana Hujan Deras !!!
Airnya tidak hanya menghanyutkan perahu kertas ...
Airnya juga membawa nyawa-nyawa pergi dan tiada...
Airnya penuh darah dan nanah....
Kau melihatnya kan ? ..kawan..
Hujan itu...
Juga membingunkan para tukang pemakan uang rakyat...
Para Pemimpin daerah yang hanya duduk di meja,, sekarang sedang menjinjitkan kakinya ...
Mereka takut dengan Air Hujan, yang akan membasahi sepatu-sepatu bermerek mereka...
Kau melihatnya kan? ..kawan..
Hujannya deras !!!
Membuka piring yang tertutup yang ternyata hanya berisi nasi dan ikan basi...
Banyak rakyat yang mati..
Banyak handai taulan, yang pendidikannya tertinggal di tengah panasnya kemoderenan...
Sayang aku tak punya payung ...
Bukankah mereka, para "atasan" yang punya payung ....
Hujan...
Hanya meninggalkan bau tanah yang wangi dan hilang...
Kau melihatnya kan ?..Kawan...
Hujan itu...
#kritik
Wanita Berjilbab
Bismillah...
Dulu..
Dulu sekali ....
Wanita yang pertama kali ku pandang...
Adalah dia yang rela mau mengandung ku selama 9 bulan...
Dulu..
Dulu sekali...
Wanita itu lah yang mendidikku dengan berbagai ilmu ...
Wanita itu yang mengajari ku berjalan ...
Wanita itu yang mengajari bagaimana bersepeda..
Wanita itu yang mengajari bagaimana caranya memegang sendok makan...
Wanita itu...
Ya...dengan jilbabnya yang lebar, kain panjang menjuntai indah....
Ya...dialah wanita yang merawatku , mengantarku sekolah, sampai membersihkan kakiku ...
Wanita yang sabar mendengar anaknya ...
dan sekarang aku melihat dia ...
bisikan langit menderu ...
Lalu ...
"Sekarang kaulah yang harus mengabdi untuknya .."
#ibu-wanitaberjilbab.
Dulu..
Dulu sekali ....
Wanita yang pertama kali ku pandang...
Adalah dia yang rela mau mengandung ku selama 9 bulan...
Dulu..
Dulu sekali...
Wanita itu lah yang mendidikku dengan berbagai ilmu ...
Wanita itu yang mengajari ku berjalan ...
Wanita itu yang mengajari bagaimana bersepeda..
Wanita itu yang mengajari bagaimana caranya memegang sendok makan...
Wanita itu...
Ya...dengan jilbabnya yang lebar, kain panjang menjuntai indah....
Ya...dialah wanita yang merawatku , mengantarku sekolah, sampai membersihkan kakiku ...
Wanita yang sabar mendengar anaknya ...
dan sekarang aku melihat dia ...
bisikan langit menderu ...
Lalu ...
"Sekarang kaulah yang harus mengabdi untuknya .."
#ibu-wanitaberjilbab.
Minggu, 06 Januari 2013
Namaku Muhammad ...
Kamar terbuka lebih cepat dari biasanya ....
Kain kasur, dan tumpukan bantal guling sudah tersusun rapi ...
Meja belajar yang hampir saja tertumpuk oleh ramainya buku ... terjajar dengan estetis ...
Pintu kamar berwarna cokelat, terukir indah dan bertulis .. "Sudahkah hari ini membaca Al Quran?" ..
Pagi-pagi dia bergeliat dengan sepinya waktu ....
Mengokohkan iman dengan sujud di bawah atap-atap yang gelap ...
Hanya serpihan cahaya yang masuk dari sempitnya lubang-lubang jendela ...
Berdzikir panjang, dan doa menjadi dialog romantis bersama Nya ....
Subuh pun menjelang, dia tahu apa yang Allah mau ...
Melangkahkan kaki, dengan membubuhkan wangi-wangi kasturi di lampiran pakaiannya ...
Setiap Nafas, Lidah, Mata, Tangan , Telinga, sampai kaki ...
Menjadi penuh makna untuk disyukuri ...
Waktu menunjuk tepat ...
Angka 6 ... dan sudah saatnya kaki mengayuh cepat agar pagar tak tertutup rapat ...
Dia siswa baru ... di sekolah dasar ...
Datang selalu lebih awal ... dan duduk dibarisan terdepan ...
Satpam sekolah selalu menerkanya dalam hati ...
"Rajin sekali anak itu ..."
Seorang guru senior , berpapasan dengannya ...
Melihat Sang Murid yang sedang mengaji di pojok mushola sekolah ...
Dia bertanya .. "Siapa namamu Nak ?!!"
Namaku Muhammad ....
Itu kan Mushaf ku ...
Koran-koran berserakan di bawah mejaku ...
Hanya satu, dua dan tiga koran yang masih belum ku baca ...
Halaman-halaman yang saling berlipatan ...
Serta bau khas koran yang selalu merebak di pucuk hidung ...
Mewarnai pintu hari ini ...
Ku rapikan segala perbekalan ...
Bukan untuk mendaki curamnya gunung ...
Tapi hanya untuk mendengar dan mencatat betapa manisnya Ilmu Pengetahuan ...
Di Kampus .. yang selalu terkenal dengan slogan abadinya ...
Hidup Mahasiswa !!!! Hidup Rakyat Indonesia !!!
Ku intip isi tas ....
Ada yang kurang ...
Benda persegi kecil , berwarna merah tua ...
Dia hilang!!! , hilang dari persinggahannya ...
Aku masih ingat .. bahwa aku menaruhnya dengan hati-hati disini ...
Sore ....
Dan kuliah sudah rampung secara paripurna .....
Berbagai bahasan telah terbubuh indah dalam hati dan kepala ...
Sejarah Asia Selatan , Sejarah Seni Pertunjukan , sampai Filsafat Sejarah ....
Hanya tinggal menunggu terpotongnya sore untuk segera masuk dalam tirai kegelapan ...
Adzan Magrib ...
Mengalun dalam arak-arakkan sayap burung yang terbang tinggi di senja hari ...
Allah Akbar...Allah Akbar ... !!!!"
Bunyi yang indah ... Waktu yang berkah ...
Air wudhu segera membasahkan tangan hingga jari-jari kaki yang tertata rapi ....
Takbir Sholat membuka perjalanku kepada Nya ...
Berdiri, rukuk, sujud, duduk bersanggah kaki , salam , dzikir, dan doa ....
Sholat Magrib telah ku tutup ...
Ku lirikkan mata di ujung-ujung mushola ..
Aku melihat di pojok mushola ....
Benda Merah yang sudah tampak memudar keanggunannya ...
Ku lihat lebih dekat .... dan berkerut dahi ....
"Ini kan Mushaf ku ... "
Kaki Kecil Menapak Surga ...
Subuh ....
Tak selalu menjadi waktu yang istimewa ....
Bukan saat yang tepat, untuk banyak berkata ...
Kasur yang empuk, ataupun dinginnya alam ....
Membuat badan lebih ringkih untuk berdiri ...
Walau hanya berdiri untuk tersenyum pada Sang Penyayang Nya ...
Subuh ...
Itukan waktunya ....
Saat-saat kronis, dimana dia harus segera berlari ...
Bangunlah dia, mata yang masih temaram, dan tengkuk leher yang masih membungkuk kaku ...
Larilah dia disekitar pemandian, sandal karet yang licin serta ciduk air yang berkarat hitam ...
Dalam hati dia berniat, basuhlah aku, basuhlah aku , basuhlah aku... Ya Robbi ...
Subuh ...
Sarung lusuh tak lupa dia pungut ...
Sarung yang selama ini menemaninya sholat, dan bermain bersama pendekar-pendekar kecil ....
Kopyah hadiah ayah tak lupa duduk manis di atas kepala ...
Subuh ....
Dia berlari lagi ...
Menapak tangga-tangga surau ...
Seraya berhalusinasi ... "Aku merasakan dinginnya Surga Mu... Ya Robbi " ...
Tubuh kecil berdiri di tengah renggangnya jamaah Sholat Subuh ...
Subuh ....
Dua salam sudah saling bersenandung lirih ...
Doa indah pun mengalir merajai cakrawala ruhaniah ...
Allah Rahman ...
Allah Rokhim ....
Dan dia keluar dari surau kampung ...
sambil berkata tinggi ...
"Ibu ... aku bantu berjualan di pasar ...!!! "
Subuh ...
Tak selalu menjadi waktu yang istimewa ....
Bukan saat yang tepat, untuk banyak berkata ...
Kasur yang empuk, ataupun dinginnya alam ....
Membuat badan lebih ringkih untuk berdiri ...
Walau hanya berdiri untuk tersenyum pada Sang Penyayang Nya ...
Subuh ...
Itukan waktunya ....
Saat-saat kronis, dimana dia harus segera berlari ...
Bangunlah dia, mata yang masih temaram, dan tengkuk leher yang masih membungkuk kaku ...
Larilah dia disekitar pemandian, sandal karet yang licin serta ciduk air yang berkarat hitam ...
Dalam hati dia berniat, basuhlah aku, basuhlah aku , basuhlah aku... Ya Robbi ...
Subuh ...
Sarung lusuh tak lupa dia pungut ...
Sarung yang selama ini menemaninya sholat, dan bermain bersama pendekar-pendekar kecil ....
Kopyah hadiah ayah tak lupa duduk manis di atas kepala ...
Subuh ....
Dia berlari lagi ...
Menapak tangga-tangga surau ...
Seraya berhalusinasi ... "Aku merasakan dinginnya Surga Mu... Ya Robbi " ...
Tubuh kecil berdiri di tengah renggangnya jamaah Sholat Subuh ...
Subuh ....
Dua salam sudah saling bersenandung lirih ...
Doa indah pun mengalir merajai cakrawala ruhaniah ...
Allah Rahman ...
Allah Rokhim ....
Dan dia keluar dari surau kampung ...
sambil berkata tinggi ...
"Ibu ... aku bantu berjualan di pasar ...!!! "
Subuh ...
Sabtu, 05 Januari 2013
Aku Hanya Melihat ...Pak Hatta ...
Aku hanya melihat .... Pak Hatta ...
Ya hanya dia yang kukenal ...
Hanya dia yang bisa ku raba...
Tentang diri, akhlak, dan cita-cita ...
....
Aku hanya melihat ... Pak Hatta ...
Dari tipisnya buku yang kubaca ...
Sampai-sampai sifatku yang terbawa oleh wibawanya ...
Pak Hatta .. Kau Hidup dalam derap pemikiran dan jiwaku ...
Pak Hatta ? ...
Kalaulah Allah bisa mendudukkan aku dan engkau ...
maka aku hanya ingin menggali kata dan bertanya ...
"Apa Cita-Cita Bapak untuk Negara Khatulistiwa ini ?"
....
Aku hanya melihat... Pak Hatta ...
Membaca dan berkarya ....
Bergerak dan Menggerakkan ...
Semua untuk Bangsa ...
Aku hanya melihat ... Pak Hatta ...
Aku berucap ...
"Biarlah kisahmu, mengalir lirih dalam setiap darah para pemuda negeri ini " ..
Pak Hatta ...
Kemerdekaan
1945 ....
Negeri ini bukan negeri yang lemah ....
Negeri ini bukan gudang orang-orang pecundang ...
Negeri ini bukan untuk mereka yang tidak memiliki cita-cita bangsa ....
1945...
.
Indonesia bak, letusan di subuh hari ...
Merdeka!!! Merdeka !!! Merdeka !!!
Tanpa debu ketakutan ....
Tanpa risau yang menggundulkan perjuangan ...
1945....
Indonesia berubah, karena ada tubuh-tubuh yang rela rebah demi titah kemerdekaan ...
Indonesia berdiri, diatas pondasi tulang-belulang para pejuang kemerdekaan ....
Darah yang memerahkan tanah, Peluru yang menusuki badan, Bom yang datang menggempur kepala..
1945 ....
Indonesia Merdeka ...
Berdiri di atas kaki sendiri ...
Tanpa meminta atau mengemis pada penguasa ...
1945 ...
Kita bersaksi ...
Bahwa negeri ini .... telah berhati .. "Merah- Putih " ...
Negeri ini bukan negeri yang lemah ....
Negeri ini bukan gudang orang-orang pecundang ...
Negeri ini bukan untuk mereka yang tidak memiliki cita-cita bangsa ....
1945...
.
Indonesia bak, letusan di subuh hari ...
Merdeka!!! Merdeka !!! Merdeka !!!
Tanpa debu ketakutan ....
Tanpa risau yang menggundulkan perjuangan ...
1945....
Indonesia berubah, karena ada tubuh-tubuh yang rela rebah demi titah kemerdekaan ...
Indonesia berdiri, diatas pondasi tulang-belulang para pejuang kemerdekaan ....
Darah yang memerahkan tanah, Peluru yang menusuki badan, Bom yang datang menggempur kepala..
1945 ....
Indonesia Merdeka ...
Berdiri di atas kaki sendiri ...
Tanpa meminta atau mengemis pada penguasa ...
1945 ...
Kita bersaksi ...
Bahwa negeri ini .... telah berhati .. "Merah- Putih " ...
Langganan:
Postingan (Atom)