Sabtu, 24 Desember 2011

Pemuda dan Masa Depan


Namanya pemuda itu sudah seharusnya banyak berkarya !!! , Namanya pemuda itu sudah selayaknya banyak berfikir tentang lingkungan masyarakatnya !!! , Namanya pemuda itu suka membangun impian dan masa depan yang lebih baik !!! . Setuju !!?? …

Lahirnya Agent of Change bukanlah perkara muda , banyak para pemimpin besar lahir dari tempaan yang sangat keras . Mereka sudah terlalu sering berdiri sendiri , prinsip yang diembannya pun terkadang berbeda dengan kebanyakan orang . Tapi ada satu mimpi yang sudah mereka miliki yaitu impian untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupannya . Perputaran sejarah bangsa ini sudah terlalu panjang , dan bila kita telisik bagaimana peran para pemuda ?, luar biasa !!! . Banyak pergolakan perlawanan yang memang dipegang oleh pemuda . kalau kata Rhoma Irama , “Masa muda adalah masa yang berapi-api “ . Masa muda adalah masa-masa emas , waktu dimana kita bisa berkontribusi terbaik dalam hidup ini .

Masih ingatkah kita dengan Film Sang Pemimpi , tentang tiga orang pemuda yang memiliki impian setinggi bintang di langit !!! . Salah satu impian terbesarnya adalah studi lanjut S2 di Sorbone University , Prancis . jika mengutip keterangan yang ada di buku Sukseskan Mudamu!!! ; Strategi 17 Mahasiswa Berprestasi Indonesia . dijelaskan bahwa ada dua keberanian yang seharusnya dimiliki oleh pemuda , yaitu keberanian untuk memiliki impian yang tinggi dan keberanian untuk mengerjakan sesuatu yang berbeda . Berani adalah salah satu kunci sukses pencapaian dan perubahan !!! . Pemuda dan masa depan memang saling terkoneksi . dan negara ini butuh SDM terbaik . Jika kita melihat problematika yang ada dalam generasi muda sekarang ini maka kita akan miris melihatnya . Negeri ini butuh pemuda yang memiliki visi dan misi untuk menatap masa depan yang lebih baik , khususnya untuk kemajuan negara ini . Untuk mencapai momentum 20 tahun ke depan dimana diharapkan saat itulah generasi emas Indonesia tampak dan siap membangun negara ini , maka perlu banyak persiapan . Kalau dalam konteks sebuah organisasi maka perlu sebuah proses kaderisasi . pengkaderan bisa dilakukan mulai dari diri kita sendiri untuk selalu meningkatkan kapasitas diri . Diri kita adalah pemimpin negeri ini , jadi bukan lagi calon pemimpin karena mulai sejak hari ini kita adalah pemimpin dan sudah bisa menentukan banyak kebijakan tentang langkah-langkah untuk membangun negeri ini , selain itu dengan pencapaian-pencapaian prestasi terbaik yang bisa memberikan kontribusi terbaik untuk negeri ini . Program seperti Indonesia Mengajar adalah salah satu program dimana para pemuda ditempatkan di daerah terpencil di ujung-ujung nusantara untuk memotivasi dan memberikan pencerahan untuk terus bangkit kepada SDM-SDM muda yang ada di daerah .

Yakinlah Indonesia sudah lebih baik mulai hari ini !!! , indikasi kebaikan tersebut adalah dimana kita sudah mulai berfikir tentang masa depan dan perubahan yang lebih baik untuk negara dan bangsa ini . Teruslah berdaya saing !!!

Group Discussion - Young Leader Forum.

Jumat, 23 Desember 2011

Untuk Indonesia ..: Penerima Nobel itu adalah Bapak Para Warga Miskin

Untuk Indonesia ..: Penerima Nobel itu adalah Bapak Para Warga Miskin: Prof. Muhammad Yunus, Ph.D. Nama beliau adalah Muhammad Yunus, lahir di desa Bathua, Hathazari, Chittagong, sebelah timur Kota B...

Penerima Nobel itu adalah Bapak Para Warga Miskin


Prof. Muhammad Yunus, Ph.D.
Nama beliau adalah Muhammad Yunus, lahir di desa Bathua, Hathazari, Chittagong, sebelah timur Kota Bengal, Bangladesh pada 28 Juni 1940. Ayahnya adalah seorang pandai emas yang selalu mendorong anak-anaknya untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Ibunya bernama Sufia Khatun, seorang ibu rumah tangga yang menginspirasi Muhammad Yunus untuk berbagi bagi masyarakat miskin di kemudian hari. Ibunya mendatangi ke rumah-rumah warga miskin untuk memberikan bantuan agar terjadi pengurangan kemiskinan.

Muhammad Yunus adalah seorang Professor ekonomi di Universitas Chittagong. Beliau adalah lulusan universitas Dhaka dan mendapatkan beasiswa Fulbright ke Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat untuk gelar Ph.D.nya dan meraih gelar Profesornya di Universitas Middle Tennessee State, Amerika Serikat.

Berikut adalah cerita beliau melawan kemiskinan dengan tulus hingga dianugerahi Nobel Perdamaian 2006 yang disampaikan kepada Steven R. Covey dalam bukunya; "the 8th Habit; From Effectiveness to Greatness".

Semua ini bermula tiga puluh tahun yang lalu. Saya mengajar ekonomi di salah satu universitas di Bangladesh. Negeri itu tengah dilanda kelaparan. Saya merasa ngeri sekali. Di situlah saya, mengajarkan teori ekonomi yang muluk-muluk di ruang kelas dengan antusiasme seorang doktor yang baru lulus dari Amerika Serikat. Tetapi, begotu selesai mengajar, saya keluar kelas dan langsung saja melihat kerangka hidup berkeliaran di sekeliling saya, yaitu orang-orang yang sekarat, tinggal menunggu ajal.

Saya merasa bahwa apapun yang telah saya pelajari, apapun yang saya ajarkan, hanya merupakan khayalan, yang tak punya arti bagi kehidupan orang-orang itu. Karena itu, saya mulai mencoba mengetahui bagaimana orang-orang yang tingga di kampung sebelah kampus universitas kami itu menjalankan kehidupan mereka. Saya ingin tahu apakah ada sesuatu yang dapat saya lakukan sebagai sesama manusia, untuk menunda atau menghentikan kematia, walaupun hanya menyangkut satu orang saja. Saya meninggalkan pola pandang seekor burung, yang memungkinkan kita melihat segalanya jauh dari atas, dari langit. Saya mulai menggunakan pandangan mata seekor cacing, yang berusaha mengetahui apa saja yang terpapar persis di depan mata; mencium baunya, menyentuhnya dan melihat apakah ada sesuatu yang bisa saya lakukan.

Suatu kejadian membelokkan saya ke arah yang serba baru. Saya bertemu dengan seorang wanita yang membuat dingklik dari bambu. Setelah panjang lebar berbicara dengannya, saya menemukan bahwa sehari ibu itu hanya menghasilkan dua sen Dolar Amerika. Saya tak bisa percaya bahwa ada orang yang dapat bekerja begitu keras dan membuat dingklik bambu begitu indah dan hanya mendapatkan penghasilan sebegitu kecil. Dia menjelaskan bahwa karena tidak punya uang untuk membeli bambu, dia harus meminjam dari seorang pedangang dan orang itu memaksakan sebuah aturan bahwa ibu tadi harus menjual dingklik buatannya hanya kepadanya dengan harga yang ditentukan oleh pedagang tadi.

Muhammad Yunus mendengarkan ibu-ibu
peminjam dana dari Bank Grameen.
Itu menjelaskan kenapa ibu tadi hanya mendapatkan penghasilan dua sen per hari. Dengan demikian, wanita itu sebenarnya jelas menjadi pekerja yang terikat oleh pedagang tersebut. Sebenarnya berapa harga bambu itu? Dia bilang, "Oh sekitar dua puluh sen; atau dua puluh lima sen untuk yang baik sekali". Saya berpikir; ada orang yang menderita hanya karena tidak punya uang dua puluh sen, tetapi kemudian saya sampai pada gagasan lain. Saya akan membuat daftar orang-orang yang memerlukan uang seperti ini. Saya mengajak seorang mahasiswa saya dan kami berkeliling kampung selama beberapa hari. Akhirnya kami memeliki daftar empat puluh dua orang seperti wanita tadi. Ketika saya menjumlahkan total uang yang mereka perlukan, saya mendapat kejutan terbesar dalam hidup saya; jumlah total uang tersebut adalah dua puluh tujuh Dolar. Pada saat itu saya sangat malu pada diri saya sendiri, karena menjadi bagian dari suatu masyarakat yang tidak bisa menyediakan uang sejumlah dua puluh tujuh Dolar, bagi empat puluh dua orang yang memiliki keahlian dan semangat untuk kerja keras.

Untuk menghapus rasa malu itu, saya mengamnil uang dari kantong saya dan memberikannya kepada mahasiswa saya tadi. Saya katakan, "ambillah uang ini dan berikan kepada keempat puluh dua orang yang kita temui itu. Katakan kepada mereka ini adalah pinjaman, dan mereka dapat membayarnya kembali kepadaku kapan saja mereka bisa. Nah, sementara itu, mereka dapat menjual produk mereka kepada siapapun yang akan memberikan bayaran yang baik".

Setelah menerima uang itu mereka menjadi sungguh bersemangat. Melihat itu, saya menjadi berpikir, "Apakah yang harus saya lakukan sekarang?". Saya berpikir mengenai cabang bank yang ada di universitas kami dan saya menemui manajernya, serta menyarankan agar dia meminjamkan kepada orang-orang yang telah kami temui di kampung tadi. Dia kaget seperti jatuh dari langit! Katanya; " Anda gila, apa? Itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin kami meminjamkan uang kepada orang-orang miskin? Mereka tidak layak untuk menerima kredit."

Saya membujuknya dan bilang, "Sekurang-kurangnya cobalah, siapa tahu...toh uang yang akan terlibat hanya sedikit."

Katanya; "Tidak akan. Aturan kami tidak memungkinkan hal itu. Mereka tidak dapat memberi jaminan dan jumlah sekecil itu juga tidak layak diberikan sebagai pinjaman."

Dia menyarankan kepada saya untuk menemui pejabat yang lebih tinggi, di hierarki perbankan Bangladesh.

Saya mengikuti sarannya dan menerima yang bertugas pada perkreditan. Semua orang mengatakan hal yang sama kepada saya. Setelah beberapa hari berkeliling mencari orang yang dapat diajak bicara, akhirnya saya menawarkan diri sebagai penjamin. "Saya akan menjadi penjamin semua pinjaman itu. Akan saya tandatangani apapun yang harus saya tandatangani. Setelah mendapat uangnya, saya akan menyerahkannya kepada orang-orang yang saya kehendaki."

Jadi, begitulah mulainya. Mereka terus-menerus mengingatkan saya bahwa orang-orang miskin yang menerima uang itu tidak akan mengembalikan setiap sen kepada saya. Saya jadi amat bersemangat dan kembali lagi kepada manajer bank tadi. "Lihat, mereka membayar pinjaman mereka. Jadi tak bakal ada masalah."

Tetapi dia bilang; "Ah, jangan mudah tertipu. Mereka sedang membodohi anda. Coba saja, mereka pasti akan segera meminjam uang lebih besar dan tak akan pernah mengembalikan kepada anda.

Nah, saya pinjamkan uang lebih besar dan pada saatnya mereka mengembalikan pinjamannya. Saya ceritakan itu kepada manager tadi, tapi katanya; "Yah, barangkali anda bisa melakukannya di satu desa, tapi kalau anda melakukannya di dua desa, ini tidak akan jalan."

Saya segera melakukannya untuk dua desa dan ternyata jalan. Begitulah, akhirnya seakan-akan terjadi pergulatan antara diri saya dengan manager bank tadi, juga sejawatnya di posisi struktural yang lebih tinggi. Mereka terus mengatakan bahwa itu tidak akan jalan untuk jumlah yang lebih besar, misalnya lima desa. Karena itu, saya melakukannya untuk lima desa dan ternyata setiap orang mengembalikan pinjamannya. Orang-orang bank tadi masih tidak mau menyerah. Mereka bilang, "Sepuluh desa. Lima puluh desa. Seratus desa."

Jadilah semacam perlombaan di antara saya dan mereka. Setiap kali saya datang kepada mereka, membawa hasil yang tentu tidak mereka tolak, karena uang itu adalah uang mereka, tetapi tetap saja mereka tidak menerima ide saya, karena mereka dididik dengan pemahaman bahwa orang miskin tidak layak untuk mendapatkan pinjaman. Menurut mereka, orang miskin tidak bisa diandalkan. Untungnya, saya tidak dididik seperti itu, sehingga saya bisa mempercayai apa saja yang bisa saya lihat dan temukan, ketika hal-hal menyatakan dirinya sendiri. tetapi, pikiran dan mata orang-orang bank tadi dibutakan oleh pengetahuan yang mereka miliki.

Akhirnya muncul pikiran, kenapa saya harus berusaha membuat mereka yakin? Saya sendiri amat percaya bahwa orang miskin dapat mengambil uang pinjaman dan membayarnya kembali. Kenapa tidak mendirikan bank sendiri? Gagasan ini membuat saya bersemangat, maka saya menulis proposal dan menghadap pemerintah untuk mendapatkan izin untuk mendirikan bank. Saya memerlukan waktu dua tahun untuk meyakinkan pemerintah.

Akhirnya, pada tanggal 2 Oktober 1983 kami menjadi sebuah bank. Bank resmi dan independen. Betapa bersemangatnya kami semua, ketika kami memiliki bank kami sendiri dan kami dapat melakukan ekspansi sekehendak kami. Dan nyatanya kami terus berkembang.

Sekarang usaha beliau tersebut ditiru di 58 negara, termasuk di Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Belanda dan Norwegia. Bank tersebut dinamakan Bank Grameen, yang berarti bank desa dengan semangat "Kepercayaan dan Solidaritas". Bank Grameen sekarang telah memiliki 2.564 cabang dengan 19.800 orang staf yang melayani 8.29 juta orang peminjam dari 81.367 desa. Setiap minggu Bank Grameen mendapatkan rata-rata 1,5 juta Dolar Amerika pengembalian cicilan. 97% peminjam adalah wanita, dan 97% peminjam melakukan pembayaran kembali. Dan Recovery Rate ini lebih tinggi dari bank-bank lainnya.

Beliau menerima banyak penghargaan internasional untuk usaha tulus beliau bagi sesama, antara lain adalah;
  1. The Nobel Peace Prize (2006). Muhammad Yunus, Grameen Bank.
  2. The Mohamed Shabdeen Award for Science (1993).
  3. Humanitarian Award (1993).
  4. World Food Prize (1994).
  5. Independece Day Award (1987).
  6. King Hussein Humanitarian Leadership Award (2000).
  7. Volvo Environment Prize (2003).
  8. Nikkei Asia Prize for Regional Growth (2004).
  9. Franklin D. Roosevelt Freedom Award (2006).
  10. The Seoul Peace Prize (2006).


Semangat ketulusan, kepercayaan & solidaritas kepada sesama akhirnya membawa beliau dapat memberikan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya dan mendapatkan respek yang besar di dunia internasional, serta dapat mengurangi angka kemiskinan di dunia bagi sesama dan dunia yang lebih baik. Sungguh luar biasa.

Sumber:

http://jeriripaldon.blogspot.com/2011/12/sang-penerima-nobel-adalah-bapak-warga.html

Rabu, 30 November 2011

kisah inspiratif:Dahlan Iskan: Dua Tangis dan Ribuan Tawa


Posted: July 27, 2010 in Inspiratif
Tags: , , , ,

Sahabat spirit pada posting kali ini, berisi tentang kisah inspiratif dari Pak Dahlan Iskan , Eks CEO Jawa Pos Group, yg sekarang diamanahi sbg CEO PLN, tidak banyak yg dapat saya katakan di awal, oleh karena itu selamat menyimak langsung tulisan beliau dan mengambil pelajaran2..:) di dalamnya have a nice read

Dahlan Iskan: Dua Tangis dan Ribuan Tawa
Minggu lalu genap enam bulan saya menjadi CEO PLN. Ada yang bilang ”baru” enam bulan. Ada yang bilang ”sudah” enam bulan.

Betapa relatifnya waktu…

Selama enam bulan itu, saya dua kali sakit perut serius. Setengah hari saya tidak bisa bekerja, kecuali hanya tidur lemas di bilik di belakang ruang kerja Dirut PLN.

Sebenarnya, saya harus mewaspadai sakit perut seperti itu melebihi sakit lainnya. Sebab, kata dokter, sakit perut merupakan tanda awal mulai bermasalahnya transplantasi hati yang saya lakukan tiga tahun lalu. Mungkin saja itu merupakan tanda awal bahwa hatinya orang lain yang sekarang saya pakai ini mulai ditolak oleh sistem tubuh saya. Begitulah kata dokter.

Syukurlah, sakit perut itu cepat hilang tanpa saya harus minum obat. Saya memang tidak boleh sembarangan minum obat, khawatir berbenturan dengan obat transplan yang masih harus saya minum setiap hari.

Tiba-tiba saja, ketika hari sudah ber­ubah siang, ketika rapat penting yang telanjur dijadwalkan tersebut harus dimulai, sakit itu sembuh sendiri…

Selama enam bulan itu, seingat saya, belum pernah saya absen. Saya memang sudah berjanji kepada diri sendiri: Selama enam bulan pertama sebagai Dirut PLN, saya tidak akan mengurus apa pun kecuali listrik

Tidak akan pergi ke mana pun kecuali urusan listrik. Tidak akan bicara apa pun kecuali soal listrik. Karena itu, kalau biasanya dulu setiap bulan saya bisa dua-tiga kali ke luar negeri, selama enam bulan di PLN ini, saya tidak ke mana-mana.

Untuk itu, saya harus minta maaf kepada famili, teman dekat, dan pengurus berbagai organisasi yang saya ketuai. Selama enam bulan tersebut, saya tidak bisa menghadiri acara keluarga, pesta perkawinan teman-teman dekat, dan bahkan selamatan boyongan rumah anak sendiri. Apalagi rapat-rapat organisasi atau permintaan ceramah. Semua saya hindari.

Saya memang masih tercatat sebagai ketua umum persatuan perusahaan surat kabar se-Indonesia, ketua umum persatuan barongsai Indonesia, persatuan olahraga bridge Indonesia, dan banyak lagi. Selama enam bulan itu, tidak ada rapat yang bisa saya hadiri.

Menjelang enam bulan di PLN, berat badan saya naik 3 kg! Oh, rupanya saya kurang gerak. Hanya dari mobil ke ruang rapat. Dan dari ruang rapat ke mobil. Siang dan malam. Itu tentu tidak baik. Dokter yang tiga tahun lalu mentransplantasi hati saya melarang badan saya terlalu gemuk. Dokter selalu mengingatkan, meski kelihatannya sehat, status saya tetap saja sebagai orang sakit. Di samping harus terus minum obat, juga harus tetap hati-hati. Karena itu, me­nginjak bulan keenam, saya putuskan ini: berangkat kerja berjalan kaki saja.

Maka, setiap hari pukul 05.45 saya sudah berangkat kerja. Jalan kaki dari rumah saya di dekat Pacific Place Semanggi, Jakarta, ke Kantor Pusat PLN di Jalan Trunojoyo, seberang Mabes Polri itu. Berangkat sepagi itu bukan supaya dianggap sok rajin, tapi ingin menghindari asap knalpot. Tidak ada gunanya berolahraga sambil menghirup CO2.

Beruntung, rute menuju kantor tersebut bisa ditempuh dengan menghantas jalan-jalan kecil yang sepi yang kiri-kanannya penuh pohon-pohon nan merimbun. Pukul 06.30, ketika baru ada satu-dua mikrolet mengasapi jalanan, saya (biasanya ditemani istri) tiba di kantor dengan keringat yang bercucuran.

Hasilnya: selama satu bulan itu, berat badan sudah turun 2 kg. Masih punya utang 1 kg lagi. Mula-mula, berjalan cepat selama 35 menit itu terasa berat. Jarak rumah-kantor tersebut juga terasa sangat jauh. Tapi, kian lama menjadi kian biasa. Bahkan, belakangan jarak itu terasa sedikit kurang jauh.

Betapa relatifnya jarak…

Enak juga sudah di kantor pagi-pagi. Kini, menjadi pemandangan biasa pada pukul 07.00 sudah banyak orang Jepang yang antre di ruang tamu. Demikian juga beberapa relasi PLN lainnya. Bahkan, seorang perempuan yang merasa diperlakukan kejam oleh suaminya juga tahu jadwal saya ini: Sebelum pukul 07.00, perempuan itu sudah menangis di lobi untuk mengadukan kelakuan suaminya. Lalu, minta sangu untuk pulang karena uangnya tinggal pas-pasan untuk datang ke PLN itu tanpa tahu harus bagaimana pulangnya. Suaminya, katanya, sangat-amat pelitnya.

Betapa relatifnya uang…

Selama enam bulan itu, saya dua kali menangis. Sekali di ruang rapat dan sekali di Komisi VII DPR RI. Kadang memang begitu sulit mencari jalan cepat untuk mengatasi persoalan. Kadang sebuah batu terlalu sulit untuk dipecahkan.

Tapi, tidak berarti hari-hari saya di PLN adalah hari-hari yang sedih. Ribuan kali saya bisa tertawa lepas. Ruang rapat sering menjadi tempat hiburan yang menyenangkan. Terutama ketika begitu banyak ide datang dari para peserta rapat. Apalagi, sering juga ide tersebut dikemukakan dengan jenakanya.

Di mana-mana, di berbagai forum, saya selalu membanggakan kualitas personal PLN. Orang PLN itu rata-rata cerdas-cerdas: tahu semua persoalan yang dihadapi perusahaan dan bahkan tahu juga bagaimana cara menyelesaikannya. Yang tidak ada pada mereka adalah muara.

Begitu banyak ide yang mengalir, tapi sedikit yang bisa mencapai muara. Kalau toh ada, muara itu dangkal dan sempit. Ide-ide brilian macet dan kandas. Kini, di ruang rapat tersebut, semua ide bisa mulai bermuara. Bahkan, meminjam lagunya almarhum Gesang, bisa mengalir sampai jauh…

Memang, ruang rapat sebaiknya jangan penuh ketegangan. Orang-orang PLN itu siang-malam sudah mengurus tegangan listrik. Jangan pula harus tegang di ruang rapat. Ruang rapat harus jadi tempat apa saja: debat, baku ide, berbagi kue, dan saling ejek dengan jenaka. Saya bangga ruang rapat PLN bukan lagi sebuah tempat biasa, tapi bisa menjadi katalisator yang menyenangkan.

Sebuah tempat memang bisa jadi apa saja bergantung yang mengisinya.

Betapa relatifnya tempat…

Sedih, senang, ketawa, menangis, semua bergantung suasana kejiwaan. Pemilik jiwa sendirilah yang mampu menyetel suasana kejiwaan masing-masing. Mau dibuat sedih atau mau dibuat gembira. Mau menangis atau tertawa. Semua bisa.

Betapa relatifnya jiwa…

Rasanya, selama enam bulan di PLN, saya juga belum pernah duduk di kursi direktur utama. Saya sudah terbiasa bekerja tanpa meja. Puluhan tahun, sejak sebelum di PLN. Setengah liar. Sebab, sebelum di PLN, saya hampir tidak pernah membaca surat masuk.

Jadi, memang tidak diperlukan sebuah meja. Semua surat masuk langsung didistribusikan ke staf yang bertugas di bidangnya. Sebab, kalaupun surat itu ditujukan kepada saya, belum tentu saya bisa menyelesaikannya. Maka, untuk apa harus mampir ke meja saya kalau bisa langsung tertuju kepada yang lebih pas menjawabnya?

Kini, sebagai Dirut PLN, saya tidak boleh begitu. Saya harus menerima surat-surat yang setumpuk itu untuk dibuatkan disposisinya. Inilah untuk kali pertama dalam hidup saya harus membuat corat-coret di lembar disposisi. Apa yang harus saya tulis di situ? Saran? Pendapat? Instruksi? Larangan? Harapan? Atau, beberapa kata yang hanya bersifat basa-basi -sekadar untuk menunjukkan bahwa saya atasan mereka?

Akhirnya, saya putuskan tidak menuliskan apa-apa. Kecuali beberapa hal yang sangat jarang saja. Mengapa saya harus memberikan arahan seolah-olah hanya saya yang tahu persoalan itu? Mengapa saya harus memberikan instruksi seolah-olah tanpa instruksi itu mereka tidak tahu apa yang harus diperbuat? Mengapa saya harus memberikan petunjuk seolah-olah saya itu pabrik petunjuk?

Maka, jangan heran kalau mayoritas lembar disposisi tersebut tidak ada tulisannya. Paling hanya berisi paraf saya dan nama orang yang harus membaca surat itu. Saya sangat yakin, tanpa disposisi satu kata pun, mereka tahu apa yang terbaik yang harus dilakukan.

Bukankah karyawan PLN itu umumnya lulusan terbaik ranking 1 sampai 10 dari universitas- universitas terbaik negeri ini? Bukankah karyawan PLN itu, doktornya saja sudah 20 orang dan masternya sudah 600 orang? Bukankah mereka sudah sangat berpengalaman -melebihi saya? Maka, saya tidak ragu memberikan kebebasan yang lebih kepada mereka.

Inilah sebuah proses lahirnya kemerdekaan ide. Orang yang terlalu sering diberi arahan akan jadi bebek. Orang yang terlalu sering diberi instruksi akan jadi besi. Orang yang terlalu sering diberi peringatan akan jadi ketakutan. Orang yang terlalu sering diberi pidato kelak hanya bisa minta petunjuk.

Saya harus sadar bahwa mayoritas warga PLN adalah lulusan terbaik dari universitas- universitas terbaik. Mereka sudah memiliki semuanya: kecuali kemerdekaan ide itu. Kini saatnya barang yang mahal tersebut diberikan kepada mereka. Saya sangat memercayai, jika seseorang diberi kepercayaan, rasa tanggung jawabnya akan muncul. Kalau toh ada yang tidak seperti itu, hanyalah pengecualian.

Semua itu saya lakukan di meja rapat. Bukan di meja kerja direktur utama. Karena itu, saya juga tidak pernah memanggil staf, misalnya, untuk menghadap duduk di kursi di depan direktur utama. Kalau saya lakukan itu, perasaan saya tidak enak. Mungkin hanya perasaan saja sebenarnya.

Saya tidak tahu dari mana lahirnya perasaan tidak enak tersebut. Mungkin karena dulu terlalu sering melihat Pak Harto di televisi dengan adegan seperti itu. Saya takut merasa menjadi terlalu berkuasa di kantor ini.

Kedudukan tentu tidak sama dengan tempat duduk. Yang merasa berkuasa pun belum tentu bisa menguasainya. Yang punya kedudukan belum tentu bisa duduk semestinya.

Betapa relatifnya sebuah kekuasaan…

Lalu, apa yang sudah kita capai selama enam bulan ini?

Ada yang bilang sudah sangat banyak: menanggulangi pemadaman bergilir di seluruh Indonesia, menyelesaikan IPP terkendala yang sudah begitu lama, mengatasi kacaunya tegangan listrik di berbagai wilayah (orang Aceh, Cianjur Selatan, Tangerang, dan banyak lagi kini sudah bisa mengucapkan selamat tinggal tegangan 14! Sudah bertahun-tahun tegangan listrik di Aceh hanya 14, sehingga sering redup dan merusak barang-barang elektronik. Kini, di Aceh dan banyak wilayah itu, tegangan listriknya sudah normal, sudah bisa 20).

Tapi, banyak juga yang bilang, masih terlalu sedikit yang diperbuat. Bahkan, ada yang bilang, termasuk seorang anggota DPR di komisi VI, bahwa direksi PLN yang baru ternyata bisanya hanya menaikkan TDL. Tudingan tersebut tentu lucu karena bukankah yang bisa menaikkan TDL itu hanya pemerintah bersama DPR? Bukankah direksi PLN itu, sesuai UU, sama sekali tidak punya wewenang menaikkan atau menurunkan TDL?

Betapa relatifnya kepuasan…

(Sebulan sekali, CEO PLN menulis surat kepada seluruh kar­yawan PLN. Inilah cara Dahlan Iskan untuk memotivasi dan berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawannya. Surat itu diberi nama CEO’s Note. Tujuannya, seluruh karyawan PLN yang lebih dari 40.000 orang itu bisa langsung membaca jalan pikiran dan keinginan pimpinan puncak perusahaan. Setiap kali CEO’s Note terbit, banyak tanggapan dari karyawan melalui forum e-mail perusahaan. Artikel ini adalah CEO’s Note edisi ke-6 bulan Juli 2010).

*) Dahlan Iskan, CEO PLN

http://jawapos. com/halaman/ index.php? act=detail&nid=145536
[ Sabtu, 17 Juli 2010 ]


http://aristyamp.wordpress.com/2010/07/27/kisah-inspiratifdahlan-iskan-dua-tangis-dan-ribuan-tawa/

Rabu, 20 Juli 2011

Aku sehat dengan ISLAM !!!



Sehat? Sebetulnya apa sih definisi dari sehat itu sendiri jika dihubungkan dengan manusia ? jika diizinkan untuk mengartikannya sehat adalah suatu keadaan dimana kesucian jasmani manusia terjaga (jika dilihat secara fisik) , maksudnya kesucian disini merupakan sebuah pengertian bahwa terpeliharanya apa-apa yang memang telah Allah Swt anugerahkan kepada manusia . seperti ketika kita dilahirkan kita memiliki mata , telinga yang setiap harinya harus kita bisa jaga salah satunya dengan melakukan perawatan , kalau telinga harus sering dibersihkan dengan pembersih telinga dan mata bisa dengan memakai kaca mata agar mata kita tak mudah termasuki oleh kotoran-kotoran yang ada di udara . Jika kita ingin hidup sehat berarti kita telah menghargai apa yang telah Allah Swt berikan kepada kita karena Allah Swt menciptakan kita dengan sebaik mungkin . ISLAM sudah mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh ini dan sebuah kesehatan selalu berhubungan dengan kebersihan diri . Orang yang sehat selain menjaga kesehatan dirinya juga menjaga kebersihan lingkungan tempat dia menjalani hidup , dari bersih itulah bisa mewujudkan sebuah kesehatan yang hakiki . Maka dari itu ada sebuah hadist yang sudah sangat akrab di telinga , mata dan mungkin mulut kita bahwa “Kebersihan sebagian dari Iman” , pernyataan tersebut seolah-olah telah menjadi sebuah slogan umum di masyarakat . Bila kita mau melihat ternyata banyak juga pelajaran-pelajaran kesehatan yang bisa kita dapatkan dalam ISLAM :

1.Ibadah : Hem.. sebuah hal yang sudah pasti akan kita lakukan setiap harinya . Dalam Ibadah kita dituntut untuk selalu dalam keadaan suci khususnya secara jasmani . Wudhu adalah salah satunya selain itu ada Bersiwak yang biasanya memakai kayu gaharu dan ada sebuah aturan yang mewajibkan kita untuk melakukan mandi wajib ,semuanya itu dilakukan sesuai dengan tuntunan sunnah dari Rosullulloh Saw bahkan dalam sholat kita sendiri pun itu juga akan menyehatkan kita dan adanya puasa meskipun membuat kita lapar tapi jika kita lakukan dengan cara yang baik yaitu dengan melakukan sahur dan buka yang cukup ternyata juga menyehatkan kita ..Hemm..Subhnawlah .. LUAR BIASA !!!

2. Waktu : Ingat ayat ini ngak ?? “ Sesungguhnya di dalam silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda kekuasaanNya bagi orang-orang yang berfikir “ . Bagaimana Allah Swt telah mengatur cara hidup kita dengan menjadikan siang untuk waktu kita bekerja semaksimal mungkin dan ketika malam hari untuk waktu kita beristirahat . Jika tidak ada waktu beristirahat ?? Wah..pasti kelelahan akan menimpa kita . Dan dalam sunnah Rosullulloh Saw pun telah mengingatkan kita agar tidak tidur setelah subuh dan Asar , larangan-larangan tersebut ternyata juga penting untuk kita ikuti karena juga akan mempengaruhi kesehatan kita .

3. Makanan : ISLAM agama yang tegas !!! ISLAM telah membagi mana yang HALAL dan HARAM yang HALAL itu pasti yang baik bagi kita . ISLAM memiliki data yang komprehensif tentang makanan yang HALAL kita makan dan mengapa ada makanan yang HARAM sehingga tidak diperbolehka untuk kita makan , didalam ISLAM akan dijelaskan semuanya itu merujuk pada kesehatan tubuh kita juga

4.Cara makan : Rosullulloh Saw pernah menyampaikan bahwa “Makanlah jika benar-benar terasa lapar dan Minumlah jika benar-benar terasa haus “ terus bagaimanakah dengan cara makan kita selama ini ? Hemm… mungkin meskipun tidak benar-benar lapar kita tetap saja makan atau ngemil-ngemil itu hal yang wajar tapi jika tidak terkendali itu juga tidak baik bagi kesehatan kita . Imam Hambali pernah menyampaikan bahwa salah satu akibat dari makan yang berlebihan adalah kemalasan,memberatkan tubuh kita khususnya jika diajak untuk melakukan ibadah atau hal2 yang baik pasti sulit , mengantuk dan menumpulkan otak kita Hayoo..jadi pilih yang mana ? Berlebih-lebihan atau secukupnya ?

5.Kesucian : Seperti yang telah dijelaskan di awal tulisan bahwa ISLAM itu sangat menjaga kebersihan dan lebih luasnya lagi adalah kebersihan lingkungan hidup kita jadi ISLAM juga mengajarkan agar umat islam bisa memiliki rasa perhatian terhadap lingkungan , jika ada kesadaran seperti itu maka sehatlah masyarakat kita ini , jarang timbul penyakit karena masyarakat kita yang sebagian besar adalah beragama ISLAM sudah memiliki kepribadian yang kuat khususnya dalam hal kebersihan

Ternyata ISLAM itu SEHAT ya (saya yang nulis sendiri kok baru ikut nyadar ya ).. Semoga bermanfaat untuk saya dan sahabat-sahabtku semua . Maaf masih banyak kekurangan dalam tulisan saya dan mohon komentar nya ya Syukron .

Muhdi Hadi Al-Fateh (Wildan TR – LKPMI)

Selasa, 19 Juli 2011

5 Bukti pendukung bahwa Allah Swt menjamin Rejeki setiap Makhluk Nya .


Bagaimana kabar saudara-saudaraku sekalian ?? lebih dan lebih baik !!! Luar Biasa !!! . Semoga kita semua selalu dalam keadaan terbaik termasuk bisa menjalani hidup ini dengan sebaik mungkin . Seperti yang kita ketahui selama ini bahwa semua makhluk atau lebih khususnya manusia diharuskan untuk bekerja keras untuk bertahan hidup , apalagi dengan kondisi sekarang ini yang makin menunjukkan persaingan dalam kehidupan masyarakat . Termasuk dalam persaingan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari setiap usaha yang kita kerjakan . Bahkan persaingan itu bisa masuk dalam ranah politik . Hanya untuk mendapatkan Keuntungan(Rejeki) . Padahal sebetulnya Allah Swt (Tuhan Yang Maha Kuasa ) telah menjamin dan membagi-bagi rejekinya khusunya dalam bentuk materi (Harta) , ada 4 bukti pendukung :

1. Beda Lahan Pekerjaan : Masyarakat kita ada yang bekerja sebagai pedagang , petani ,karyawan di perusahaan , direktur , pengusaha, guru dan masih banyak lagi . Aneka profesi dimiliki oleh masyarakat dan jika kita kaitkan dengan mencari rejeki pastinya berbeda rejeki yang akan didapat termasuk dalam hal jumlah . Tapi itu sudah bisa menunjukkan bahwa Allah Swt memang telah membagi-bagi rejeki dari setiap manusia . Termasuk rejeki yang akan didapat setiap harinya . Perbedaan pekerjaan itu semakin menguatkan sebetulnya Allah Swt itu menjamin rejeki setiap manusia meskipun banyak perbedaan jenis pekerjaan yang dijalani oleh manusia tetapi Allah Swt telah menetapkan rejeki yang akan didapat , sehingga tidak perlu harus menjalani sebuah pekerjaan yang sama jika ingin mendapat keuntungan yang besar , comtohya banyak orang yang berfikiran bahwa menjadi direktur di sebuah perusahaan akan mendapat keuntungan yang lebih besar padahal sebetulnya tidak benar bisa jadi menjadi pedagang akan lebih "kaya" yang berlipat-lipat . Apapun pekerjaannya pasti Allah Swt telah menjamin rejekinya entah itu dalam kuantitas yang besar atau sedikit .

2.Berbeda Rejeki : Rejeki yang kita dapat setiap hari diantara kita tidaklah sama , tetapi karena perbedaan itu semakin menunjukkan bahwa Allah Swt memiliki banyak cara untuk memberikan jaminan rejeki kepada setiap manusia . Allah Swt tahu ukuran dari rejeki yang kita butuhkan setiap harinya maka dari itu mengapa Allah Swt memberikan rejeki yang berbeda kepada setiap manusia dengan jumlah yang tidak sama .

3.Cara kerja : keuntungan yang besar bisa jadi adalah sebuah hasil dari kerja keras yang besar . Termasuk dalam cara kerja pekerjaan yang sedang kita jalani ,akhirnya sekali lagi Allah Swt telah menjamin setiap manusia sesuai dengan usahanya atau kerja kerasnya . Cara kerja disini termasuk metode kerja yang dijalankan , contohnya kalau ingin cepat kaya kita bisa lakukan korupsi ,dll.

4.Keyakinan : Yakin adalah modal kesuksesan kita termasuk dalam rejeki yang akan kita dapatkan . Keyakinan yang akan mempengaruhi cara berfikir kita dan cara kerja kita . Jika sudah tidak yakin berarti kita sudah mulai ragu-ragu dan akhirnya kegagalan yang akan kita dapat dan keyakinan itu ada hubungan juga dengan Allah Swt , karena seperti dalam sebuah ayat di Al Quran bahwa Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-hambanya . jadi bentuk keyakinan yang kuat bahwa Allah Swt akan selalu memberi rejeki .

5.Syukur : dalam sebuah ayat dijelaskan , bahwa " Bersyukurlah kepada Ku maka akan aku tambah nikmat Ku " , Allah Swt akan menambah dan pasti tetap menjamin rejeki kita dengan syarat kita harus selalu bersyukur kepadaNya . Rejeki yang penuh berkah akan kita dapat darinya hanya karena syukur kita .

Mungkin dari 5 bukti tersebut sudah bisa menunjukkan bahwa Allah Swt memang telah menjamin dan menetapkan rejeki dari setiap manusia . Semoga tulisan di atas bermanfaat dan mohon kritik dan sarannya . Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk membaca .

Wildan Taufiqur Rahman - LKPMI

Kamis, 14 Juli 2011

Indonesia 100 tahun kedepan

Bismillah ...

Indonesia 100 tahun kedepan ??? Hem... seperti apakah Indonesia pada saat itu ?? apakah semakin baik atau malah sebaliknya semakin mendekati kehancuran ?? , wajarlah jika kita bertanya-tanya tentang Indonesia ke depannya karena kita semua selalu berharap agar negara kita ini selalu lebih dan lebih baik . Sebuah perbaikan hanya akan dapat dihasilkan jika ada manusia-manusia yang ingin melakukan perubahan , bukan hanya sebuah kesadaran diri untuk berubah tapi juga telah terwujud dalam sebuah langkah-langkah perubahan nyata di dalamnya . Seperti salah satu partai politik Nasional Demokrat yang baru saja membentuk suatu gagasan dan wadah baru untuk kemajuan Indonesia yaitu dengan mendirikan sebuah organisasi bernama Garda Pemuda Nasional Demokrat , itu hanyalah sebagian kecil dari organisasi-organisasi di Indonesia yang tujuannya sama yaitu Ingin merubah wajah Indonesia atau bahasa kerennya "Restorasi Indonesia" .

Sebuah perubahan hanya bisa dipimpin oleh pemimpin-pemimpin terbaik , Indonesia ini butuh sosok pemimpin yang memiliki kapasitas besar , tidak hanya dalam politik tapi memang memiliki hubungan yang dekat dengan masyarakat langsung . Sosok pemimpin yang bisa menjadi tauladan masyarakat . Karena sekarang ini kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sudah sangat kurang bahkan bisa jadi tidak ada . Saya tidak menyalahkan pemerintah tapi kondisi seperti itulah yang terjadi . Meskipun begitu keyakinan untuk indonesia bisa berubah tetap ada .Api-api perubahan itu akan tetap ada dan sudah bergejolak di tengah semaraknya kehidupan bangsa Indonesia ini . Yang penting adalah bersatu dan bersatu karena sudah banyak sekali kelompok-kelompok , ormas , organisasi yang lahir di negara ini dan masing-masing memiliki metode gerakan yang berbeda tapi tetap satu tujuan yaitu mengubah Indonesia lebih baik kedepannya , dibutuhkan sebuah langkah bersama dan saling menghargai perbedaan yang ada dalam sebuah gerakan-gerakan reformasi, intinya adalah persatuan jangan mengutamakan ego masing-masing kelompok . Akhirnya bisa disimpulkan bahwa untuk merubah Indonesia ini adalah dengan persatuan seperti ketika zaman perjuangan untuk mendirikan negara yang merdeka . Rasa persatuan adalah kunci yang akan membentuk sebuah ideologi bersama dalam diri bangsa Indonesia , melahirkan jati diri yang kuat dan keberanian kuat untuk berubah .

Indonesia 20 tahun ke depan bisa lebih baik dan itu dimulai dari sekarang !!! kalau mengikuti kalimat Bunda Marwah Daud Ibrahim , "Indonesia !!! sudah lebih baik !!! . Tulisan-tulisan di atas hanya sebuah gagasan yang harus di sampaikan yang lahir dari sebuah pemikiran-pemikiran kecil tentang bangsaku dan negeriku yang tercinta . Kita kawal perubahan mulai dari diri kita , keluarga kita , sahabat-sahabat kita , masyarakat kita dan NEGARA KITA !!! . Indonesia pasti bisa !!!



Wildan Taufiqur Rahman - LKPMI (Lembaga Keilmuan Pengembangan Masyarakat Indonesia)

Sabtu, 02 Juli 2011

Bakti untuk Negeri !!!


Dengan Selalu Mohon Petunjuk Nya ...

Melihat keadaan Indonesia sekarang ini , yang salah satu jalan keluarnya untuk menuntaskan permsalahan yang ada adalah dibutuhkan gerakan dari para pemuda bangsa ini maka saya Wildan Taufiqur Rahman , Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga ,dengan rendah hati berniat dan berusaha mendirikan sebuah lembaga yang memiliki tujuan ke depan yaitu membangun Indonesia lebih baik . Mungkin akan dimulai dari perkumpulan-perkumpulan kecil terlebih dahulu atau sebuah organisasi . Maka dari itu saya berniat untuk membuka forum atau sebuah diskusi kecil secara online atau bertatap langsung, dan mengharapkan kepada saudara-saudara ku sekalian untuk bisa bergabung dalam organisasi ini dan bisa ikut mendukung terbentuknya LKPMI (Lembaga Keilmuan Pengembangan Masyarakat Indonesia ) , akan dibentuk struktur kepengurusannya jika telah ada saudara-saudara ku yang telah mendaftarkan diri dan siap untuk berperan penting dalam organisasi ini .

Terbuka untuk semua ,para Leader Muda Indonesia , yang berjiwa muda dan ingin memberikan sumbangsih yang besar untuk kemajuan negeri ini !!! jadi saya tunggu dan mari kita bergerak bersama untuk kebaikan dan kemajuan Indonesia ... Untuk Indonesia !!!

(Sangat dibutuhkan saran dan komentar dari saudara - saudara ku sekalian , merintis bersama untuk kebaikan bersama )

Pendaftaran Para Leader Muda Indonesia untuk organisasi ini :

Nama :

Alamat :

Status : (Bekerja/Mahasiswa/SMA)

Hp :

Email :

Fb :

Motto Hidup :

Kata2 motivasi :

Harapan untuk Indonesia ke depannya :

Untuk Saran,komentar :

Email : Kandangan.03@gmail.com

Fb : Wildan Taufiqur Rahman

Blog :wtaufiqurindonesiabisat.blogspot.com

Pendaftaran bisa langsung ke :

Email : Kandangan.03@gmail.com

Fb : Wildan Taufiqur Rahman

Untuk Indonesia !!!! Lebih Baik dan Lebih Baik !!!

Terima Kasih Atas Perhatiannya .

Founder LKPMI - Wildan Taufiqur Rahman

Jumat, 01 Juli 2011

Indonesia : Lebih Baik dan Terbaik

Dipublikasikan pada 19 April 2010

Nama : Wendy Achmmad Mustaqim
Alamat Blog : www.macnature.com
JUARA 2 Kontes Blog Mimpiku Untukmu Indonesiaku

“Ketika sebuah bangsa berdiri, pasti ada suatu tujuan bersama untuk menggapai suatu impian. Impian itu pasti berisi harapan-harapan baik dan sebuah prestasi yang membanggakan. Tak hanya itu, impian sebuah bangsa pastinya adalah menjadikan warganya memiliki kepastian hidup dan kebahagiaan.”

Paragraf diatas hanyalah sedikit kata-kata sebagai bahan renungan kita sebagai salah satu komponen Bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang sudah merdeka sejak tahun 1945, maka perlulah kiranya kita melihat kilas balik mengenai lika-liku kehidupan bangsa kita. Semua menjadi rangkaian peristiwa yang akan tertuliskan dalam buku waktu pergantian zaman.

Belajar dari masa lalu bangsa Indonesia, saya dan setiap warga negara Indonesia pasti memiliki banyak sekali harapan-harapan. Harapan-harapan yang memimpikan Bangsa Indonesia lebih baik dan menjadi yang terbaik. Meskipun pengertian bangsa yang baik itu relatif, saya akan berbagi sedikit mengenai apa yang kiranya akan manjadikan bangsa Indonesia ini bangsa yang lebih baik dan terbaik.

Nah, kita tahu jika kemajuan suatu bangsa tidak hanya tergantung pada satu hal saja. Faktor-faktor kesuksesan suatu bangsa untuk menjadi lebih baik sangatlah beragam. Mulai dari aspek ketatanegaraan hingga aspek-aspek dasar yang harus dipegang setiap warganya. Hal tersebut merupakan konsep dasar yang sangat penting dalam membangun bangsa.

Berawal dari beberapa hal di atas, banyak hal-hal yang menjadi harapan saya bagi bangsa Indonesia kedepan, agar Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dan terbaik untuk semuanya. Berikut adalah beberapa harapan atau impian saya untuk bangsa kita ini demi kebaikan masa depannya.

Persatuan, Modal Utama Kemajuan Bangsa

Indonesia sebagaimana kita tahu adalah suatu bangsa yang multikulturalis. Multikulturalis artinya adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai macam komponen masyarakat, baik asal maupun adat istiadatnya. Hal tersebut sangat brkaitan dengan semboyan bangsa kita, yaitu Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Oleh karena itulah persatuan menjadi suatu modal yang mutlak harus dipenuhi dalam mencapai kemajuan.

Berawal dari hal di atas, sekaligus melihat kondisi apa yang terjadi beberapa tahun terakhir, saya ingin Indonesia merubah segalanya. Maksud merubah segalanya disini bukan kita berubah jadi apa, akan tetapi menyusun kembali kekuatan persatuan yang saya rasa agak luntur beberapa tahun belakangan. Kurangnya rasa persatuan dapat kita lihat dengan adanya beberapa gerakan separatis, yang memicu perpecahan antara sesama bangsa Indonesia. Oleh karena itu, saya harap bangsa kita dapat menyusun kembali rasa persatuan. Hal tersebut penting karena masalah internal berkaitan dengan persatuan akan mengurangi konsentrasi, terutama pemerintah, dalam halnya mengembangkan bangsa Indonesia.

Dan jika kita berpedoman pada peribahasa, ”bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, tidak ada keraguan lagi tentang perlunya mewujudkan persatuan secepatnya. Lidi berjumlah seratus akan mudah dipatahkan jika tidak disatukan, namun jika semuanya diikat oleh suatu tali, pastilah akan susah untuk dipatahkan. Begitu pula bangsa kita, jika masing-masing berdiri sendiri dan tidak mau bersatu, pastinya akan mudah patah semangat. Namun, hal ini akan berbeda bila semua orang terikat satu rasa dan bersama-sama mewujudkan cita-cita negara.

Pendidikan, Go Internasional

Beberapa kejuaraan internasional telah kita raih. Baik Olimpiade hingga kontes dalam bidang teknologi. Namun, hal itu rupanya belum juga berhasil meningkatkan pendidikan taraf rata-rata tingkat pendidikan nasional. Pendidikan kita masih dianggap tertinggal jauh dengan negara-negara berkembang lainnya.

Pendidikan, Go Internasional disini bukan hanya sebatas beberapa orang mencetak prestasi di tingkat internasional. Akan tetapi hal ini lebih cenderung terhadap pelaksanaannya, yaitu sistem pendidikan kita yang harus lebih dikembangkan lagi.

Jika kita lihat, banyak perbedaan yang dapat kita lihat dalam pelaksanaan sistem dan praktik dalam pendidikan Indonesia. Meskipun merubah paradigma pendidikan merupakan suatu hal yang sangat sukar, namun tidak ada salahnya jika ada beberapa target yang perlu kita tuliskan.

Berkaitan dengan sistem pendidikan, terutama kurikulum, saya rasa kurikulum yang ada saat ini masih kurang mampu mengembangkan konsep siswa. Oleh karena itu, perlu adanya sistem yang menerapkan belajar memahami konsep, bukan belajar untuk menghafal. Salah satu caranya adalah pendidikan spesifik, maksudnya disini adalah pendidikan dengan sistem yang mencontoh beberapa negara maju. Setiap anak dididik untuk menguasai suatu bidang ilmu hingga benar-benar menguasai dan mampu mempraktekkannya. Jadi ada sedikit perbedaan dengan apa yang ada di Indonesia saat ini, yang mana siswa benar-benar dituntut untuk dapat mengetahui hampir semua pengetahuan. Hal tersebut tentunya kurang efektif dalam mengembangkan kreativitas dan pola pikir, karena pendidikan seolah malah menjadi beban, bukan menjadi minat dan keinginan dari siswa itu sendiri.

Hal tersebutlah yang mengantarkan konsep pendidikan, Go Internasional. Selain prestasi, namun metode yang diterapkan pun sebaiknya mencontoh negara-negara dengan taraf pendidikan tinggi. Namun, hal ini perlu peran serta dari seluruh komponen masyarakat, pemerintah, dan siswanya sendiri. Jika bersungguh-sungguh pasti suatu saat nanti konsep ini bukan hanya sekedar konsep, tapi benar-benar terwujud sebagai impian yang menjadikan bangsa kita lebih baik.

Indonesia, Bangsa Disiplin

Ada banyak orang yang mengatakan, disiplin adalah kunci sukses. Namun, rupanya hal tersebut bukan ucapan belaka, melainkan sebuah kenenaran. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa negara lain, yang benar-benar menerapkan budaya disiplin, akhirnya mereka berhasil memajukan negaranya.

Akan tetapi, hal ini merupakan salah satu masalah mendasar yang ada pada kita. Bahkan ada yang mengatakan ”Waktu Indonesia Ngaret”, dan hal tersebut sebenarnya adalah hal yang sangat kurang mengenakkan. Ungkapan tersebut mungkin ada benarnya juga, akan tetapi pastinya kita berharap lebih baik dari itu. Dengan pemahaman pendidikan yang baik dan usaha, tentunya perwujudan disiplin bukan sekedar cita-cita bangsa kita. Lebih baik jika kita juga mulai membiasakan diri untuk mendisiplinkan diri, agar harapan ”Indonesia, Bangsa Disiplin” bisa kita lihat secepatnya.

Pemerintahan Terbebas dari Budaya Korupsi

Sudah jelas budaya ini masih besar adanya di negara kita. Lagipula, budaya ini adalah budaya yang benar-benar mengganggu proses pembangunan bangsa kita. Korupsi yang ada bukan hanya korupsi dari segi materi, namun kadang waktu pun kita korupsi. Oleh karena itulah dengan konsep yang berkaitan dengan disiplin, korupsi waktu pasti bisa kita kurangi.

Selain itu, menurut saya, harapan ini adalah harapan seluruh warga negara Indonesia. Bukanlah sebuah rahasia bila semua orang bermimpi mengenai pemberantasan korupsi. Hal tersebut wajar karena cap negara Indonesia yang termasuk salah satu negara terkorup di dunia. Namun, sekali lagi hal itu pasti bisa terwujud dengan peran serta kita, minimal melatih diri sendiri untuk menghindari korupsi meskipun dalam hal-hal yang sangat kecil.

Mulai sekarang? Bisakah?

Inilah pertanyaan mendasar yang menghinggapi kita. Bagaimanapun sebuah mimpi untuk Indonesia ini harus benar-benar kita laksanakan. Agar tujuan utama kita, yaitu bangsa yang lebih baik dan terbaik bisa kita capai secepatnya.

Berkaitan dengan hal di atas, saya pernah membaca semboyan yang sangat mengesankan, yaitu

“Besok adalah kepunyaan orang malas”

Wah, sungguh hebat semboyan ini. Betapa berarti waktu disetiap roda kehidupan seseorang yang benar-benar memegang prinsip tersebut.

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita semua menanamkan prinsip tersebut dalam diri kita, khususnya dalam hal menjadikan Bangsa Indonesia yang lebih baik dan terbaik. Hal ini cukup menarik karena rahasia kesuksesan adalah dengan menjadikan tindakan secepatnya. Sebelum terlarut-larut dalam kondisi, yang dirasa oleh sebagian orang belum memuaskan, bangsa kita ini.

Dengan kesadaran diri, mari kita mulai beraksi untuk mengabdikan diri demi kemajuan Indonesia, dalam menggapai mimpi-mimpi bersama. Seperti yang mungkin telah saya singgung di atas, saatnya kita memulai dengan membiasakan diri kita untuk mulai bangga dengan Indonesia. Hal tersebut merupakan dasar kita mempunyai mimpi, karena takkan mungkin ada mimpi tanpa ada sesuatu yang merasuk dalam pikiran dan angan kita. Kita dapat memulainya dengan menerapkan prinsip ”Akulah Indonesia, Aku Bangga dengan Indonesia, dan Aku Punya Mimpi tentang Indonesia”. Jika kata-kata tersebut merupakan pedoman kita dalam mengabdi terhadap bangsa dan negara. Cukup dengan mengatakannya dengan penuh perenungan, maka anda akan mendapatkan kembali rasa kebanggaan untuk bersama mewujudkan mimpi persatuan, kemajuan, dan keberhasilan Indonesia.

Semoga semua apa yang tertulis di atas bukanlah sebuah tulisan tanpa arti. Semua orang harus mendukung segala hal yang bertujuan untuk kemajuan Indonesia. Ketika itu semua telah terlaksana, beberapa mimpi yang ada di atas, pasti terlaksana. Semuanya adalah untuk Indonesia yang lebih baik dan terbaik, seperti semua mimpi orang terhadap bangsanya. (wam)

Sabtu, 25 Juni 2011

SDM Indonesia dalam persaingan global



PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan struktur baru, yaitu struktur global. Struktur tersebut akan mengakibatkan semua bangsa di dunia termasuk Indonesia, mau tidak mau akan terlibat dalam suatu tatanan global yang seragam, pola hubungan dan pergaulan yang seragam khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat terutama teknologi komunikasi dan transportasi, menyebabkan issu-issu global tersebut menjadi semakin cepat menyebar dan menerpa pada berbagai tatanan, baik tatanan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Dengan kata lain globalisasi yang ditunjang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas-batas negara. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia terus berubah sejalan dengan perkembangan teknologi, dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan berlanjut ke masyarakat pasca industri yang serba teknologis. Pencapaian tujuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan cenderung akan semakin ditentukan oleh penguasaan teknologi dan informasi, walaupun kualitas sumber daya manusia (SDM) masih tetap yang utama.

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).

PEMBAHASAN

1. Sumber Daya Manusia Indonesia

Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.

Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.

2. Dampak IPTEK Terhadap SDM Indonesia

Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai berikut :

1. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia.

2. Aspek Ekonomi.

Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai.

Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi.

3. Aspek Sosial Budaya.

Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya tanggapan masyarakat atas kasus-kasus yang terjadi dinilai dengan didasarkan norma-norma kemanusiaan atau norma-norma sosial yang berlaku secara umum (Universal internasional).

PENUTUP

Dari uraian diatas mengenai IPTEK dalam upaya peningkatan SDM Indonesia di era globalisasi ini, sudah jelas bahwa dengan adanya IPTEK sudah barang tentu menunjang sekali dalam kaitannya meningkatkan kualitas SDM kita. Dengan meningkatnya kualitas SDM, maka Indonesia akan lebih siap menghadapi era globalisasi dewasa ini.

Perlu sekali diperhatikan, bahwasannya dengan adanya IPTEK dalam era globalisasi ini, tidak dipungkiri juga akan menimbulkan dampak yang negatif dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi, budaya maupun imformasi dan komunikasi, untuk itulah filtrasi sangat diperlukan sekali dalam penyerapan IPTEK, sehingga dampak negatif IPTEK dalam upaya peningkatan SDM dapat ditekan seminimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

www.geogle/SDM Indonesia dalam persaingan global/.co.id

Jumat, 24 Juni 2011

Bakti untuk Negeri !!!



Dengan Selalu Mohon Petunjuk Nya ...

Saya Wildan Taufiqur Rahman , Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga , sekarang ini berniat dan berusaha mendirikan sebuah lembaga yang memiliki tujuan ke depan yaitu membangun Indonesia lebih baik . Mungkin akan dimulai dari perkumpulan-perkumpulan kecil terlebih dahulu atau sebuah organisasi . Maka dari itu saya berniat untuk membuka forum atau sebuah diskusi kecil secara online atau bertatap langsung, dan mengharapkan kepada saudara-saudara ku sekalian untuk bisa bergabung dalam organisasi ini dan bisa ikut mendukung terbentuknya LKPMI (Lembaga Keilmuan Pengembangan Masyarakat Indonesia ) .

Terbuka untuk semua ,para pemuda yang berjiwa muda dan ingin memberikan sumbangsih yang besar untuk kemajuan negeri ini !!! jadi saya tunggu dan mari kita bergerak bersama untuk kebaikan dan kemajuan Indonesia ... Untuk Indonesia !!!

(Sangat dibutuhkan saran dan komentar dari saudara - saudara ku sekalian )

Bisa Langsung ke :
Email : Kandangan.03@gmail.com
Fb : Wildan Taufiqur Rahman

Terima Kasih Atas Perhatiannya .



Founder LKPMI - Wildan Taufiqur Rahman

Surat untuk Anak-anak Muda Indonesia



Dari : Anies Baswedan
Hal: Indonesia Mengajar

Saya menulis khusus pada Anda dengan sebuah keyakinan bahwa kita bersama bisa saling dukung demi kemajuan republik dan bangsa kita. Saya yakin karena sejarah sudah membuktikan bahwa Republik ini berdiri, tumbuh, berkembang dan maju seperti sekarang karena ditopang oleh anak-anak muda yang tecerdaskan, tangguh dan energik seperti Anda.

Hari ini kondisi kita jauh lebih maju daripada saat kita menyatakan merdeka. Saat republik berdiri, angka buta huruf adalah 95%. Saya membayangkan betapa beratnya beban para pemimpin republik muda di waktu itu. Mereka harus menggerakan kemajuan dari nol, dari nol besar. Puluhan juta rakyatnya sanggup berjuang dalam revolusi kemerdekaan, tapi tidak sanggup menuliskan namanya sendiri. Hari ini melalui kerja kolektif seluruh bangsa, kita berhasil memutarbalikan hingga tinggal 8% yang buta huruf. Tidak banyak bangsa
besar di dunia yang dalam waktu 60 tahun bisa berubah sedrastis ini.

Itu prestasi kolosal, dan kita boleh bangga. Tapi daftar masalah yang belum terselesaikan masih panjang. Melek huruf adalah langkah awal. Langkah berikutnya adalah akses yang merata, akses untuk setiap anak pada pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah kunci mengkonversi dari kemiskinan dan keterbelakangan menjadi kemajuan, menjadi bangsa yang cerdas, adil dan makmur.

Garda terdepan dalam soal pendidikan ini adalah guru. Di balik kompleksitas perdebatan yang rumit dan panjang soal sistem pendidikan, soal kurikulum, soal ujian dan semacamnya, berdiri para guru. Mereka bersahaja, berdiri di depan anak didiknya; mereka mendidik, merangsang dan menginspirasi. Dalam himpitan tekanan ekonomi, mereka hadir di hati anak-anak Indonesia. Hati mereka bergetar setiap melihat anak-anak itu menjadi orang di kemudian hari. Setiap ucapan terima kasih adalah tanda atas pahala guru-guru ini. Mereka adalah profesi terpercaya, pada pundak guru-guru ini kita titipkan persiapan masa depan republik ini.

Hari ini kita berhadapan dengan masalah: variasi kualitas guru dan distribusi guru. Menghadapi masalah ini kita bisa berkeluh kesah, menyalahkan negara dan menuding pemerintah. Atau kita gulungkan lengan baju dan berbuat sesuatu. Saya mengajak kita semua untuk turun tangan. Libatkan diri kita untuk mempersiapkan masa depan republik. Untuk kita, untuk masa
depan anak-anak kita dan untuk melunasi janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Saat ini saya dan banyak kawan seide sedang mengembangkan program Indonesia Mengajar, yaitu sebuah inisiatif dengan misi ganda: pertama, mengisi kekurangan guru berkualitas di Sekolah Dasar, khususnya di daerah terpencil; dan kedua menyiapkan lulusan perguruan tinggi untuk jadi pemimpin masa depan yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kedekatan dengan rakyat kecil di pelosok negeri.

Kami mengundang putra-putri terbaik republik ini untuk menjadi Pengajar Muda, menjadi guru SD selama 1 tahun. Satu tahun berada di tengah-tengah rakyat di pelosok negeri, di tengah anak-anak bangsa yang kelak akan meneruskan sejarah republik ini. Satu tahun berada bersama anak-anak di dekat keindahan alam, di pesisir pulau-pulau kecil, di puncak-puncak pegunungan dan di lembah-lembah hijau yang membentang sepanjang khatulistiwa. Saya yakin pengalaman satu tahun ini akan menjadi bagian dari sejarah hidup yang tidak mungkin bisa Anda lupakan: desa terpencil dan anak-anak didik itu akan selalu menjadi bagian dari
diri Anda.

Di desa-desa terpencil itu para Pengajar Muda akan menorehkan jejak, menitipkan pahala; bagi para siswa SD disana, alas kaki bisa jadi tidak ada, baju bisa jadi kumal dan ala kadarnya tapi mata mereka bisa berbinar karena kehadiran Anda. Anda hadir memberikan harapan. Anda hadir mendekatkan jarak mereka dengan pusat kemajuan. Anda hadir membuat anak-anak SD di pelosok negeri memiliki mimpi. Anda hadir membuat para orang-tua di desa-desa terpencil ingin memiliki anak yang terdidik seperti anda. Ya, ketertinggalan adalah baju mereka sekarang, tapi Anda hadir merangsang mereka untuk punya cita-cita, punya mimpi. Mimpi adalah energi mereka untuk meraih baju baru di masa depan. Kemajuan dan kemandirian adalah baju anak-anak di masa depan. Anda hadir disana, di desa mereka, Anda hadir membukakan pintu menuju masa depan yang jauh lebih baik.

Sebagai Pengajar Muda, Anda adalah role model, Anda menjadi sumber inspirasi. Kita semua yakin, mengajar itu adalah memberi inspirasi. Menggandakan semangat, menyebarkan harapan dan optimisme; hal-hal yang selama ini terlihat defisit di pelosok negeri ini.

Bukan hanya itu, selama 1 tahun para Pengajar Muda ini sebenarnya akan belajar. Pengalaman berada di pelosok Indonesia, tinggal di rumah rakyat kebanyakan, berinteraksi dekat dengan rakyat. Menghadapi tantangan mulai dari sekolah yang minim fasilitas, desa tanpa listrik, masyarakat yang jauh dari informasi sampai dengan kemiskinan yang merata; itu semua adalah wahana tempaan, itu pengembangan diri yang luar biasa. Anda dibenturkan dengan kenyataan republik ini. Anda ditantang untuk mengeluarkan seluruh potensi energi Anda untuk mendorong kemajuan. Satu tahun ini menjadi leadership training yang luar biasa. Sukses itu sering bukan karena berhasil meraih sesuatu, tetapi karena Anda berhasil menyelesaikan dan melampaui tantangan dan kesulitan. Setahun Anda berpeluang membekali diri sendiri dengan resep untuk sukses.

Apalagi, kita semua tahu bahwa: You are a leader only if you have follower. Keberhasilan Anda menjadi leader di hadapan anak-anak SD adalah pengalaman leadership yang kongkrit. Biarkan anak-anak itu memiliki Anda, mencintai Anda, menyerap ilmu Anda, mengambil inspirasi dari Anda. Anda mengajar selama setahun, tapi kehadiran Anda dalam hidup mereka adalah seumur hidup, dampak positifnya seumur hidup.

Sesudah satu tahun menjadi Pengajar Muda, Anda bisa meniti karir di berbagai bidang. Anda memulai karir dengan bobot pengalaman dan nilai kepemimpinan yang luar biasa. Saya sering tekankan: your high GPA will get you a job interview, but your leadership gets you the bright future. Setahun menjadi Pengajar Muda tidak akan membuat Anda terlambat dibandingkan kawan-kawan yang tidak menjadi Pengajar Muda. Perusahaan-perusaha an, institusi masyarakat dan lembaga pemerintahan semua akan memandang Anda sebagai anak-anak muda yang cerdas, berpengalaman, kreatif, berkepemimpinan kuat, konstruktif dan grounded. Mereka sangat mencari anak-anak muda seperti itu. Mereka akan membuka lebar pintunya bagi kehadiran Pengajar Muda.

Sejak awal bulan Juni 2010 Gerakan Indonesia Mengajar membuka peluang bagi bakat-bakat muda terbaik bangsa seperti Anda, dari berbagai disiplin ilmu dan dari dalam negeri maupun dari luar negeri, untuk menjadi Pengajar Muda. Sarjana yang direkrut oleh Gerakan Indonesia Mengajar hanyalah best graduate, sarjana-sarjana terbaik: berprestasi akademik, berjiwa kepemimpinan, aktif bermasyarakat, kemampuan yang komunikasi baik.

Sebelum berangkat, Anda akan dibekali dengan pelatihan yang komplit sebagai bekal untuk mengajar, untuk hidup dan untuk berperan di pelosok negeri. Selama menjadi Pengajar Muda, Anda akan mendapatkan gaji yang memadai dan kompetitif dibandingkan kawan Anda yang bekerja di sektor swasta. Anda akan dibekali dengan teknologi penunjang selama program dan jaringan yang luas untuk memilih karier sesudah selesai mengabdi sebagai Pengajar Muda. Selama menjadi Pengajar Muda, Anda tidak akan dibiarkan sendirian. Kami akan hadir dekat dengan Anda.

Seselesainya program ini, Anda meniti karier sebagai anak-anak terbaik bangsa. Dalam beberapa tahun kedepan, Anda menjadi garda terdepan Indonesia di era globalisasi baik di sektor swasta maupun publik. Kelak Anda menjadi pemimpin di bidang masing-masing dengan kompetensi kelas dunia dan ditopang pemahaman mendalam tentang bangsa sendiri. One day you become world class leader, but grounded and strong roots in the heart of the nation. Suatu saat mungkin Anda menjadi CEO, menjadi guru besar, menjadi pejabat tinggi atau yang lainnya, saat itu di posisi apapun, Anda selalu bisa mengatakan bahwa “Saya pernah hidup di desa terpencil dan mengabdi untuk bangsa ini”; hari ini kita bisa dengan mudah menghitung berapa banyak kalangan sipil yang sanggup mengatakan kalimat itu.

Di atas segalanya, program ini menawarkan kesempatan untuk setahun mengajar, seumur hidup menginspirasi anak bangsa. Setahun menempa diri, seumur hidup memancarkan gelora kepemimpinan.

Saya menggugah, sekaligus menantang Anda. Saya mengajak Anda untuk bergabung bersama Indonesia Mengajar. Menjadi bagian dari ikatan untuk membangun Indonesia kita.

Salam hangat,
Anies Baswedan
anies.baswedan@ indonesiamengajar.org