Jumat, 04 April 2014

BookDream#1

Assalamualaikum, Wr Wb .


Perkenalkan nama saya Wildan Taufiqur Rahman, kelahiran Kediri, 7 Desember 1991. Kediri adalah darah yang mengalir dalam diri saya, dan Surabaya adalah raga yang membesarkan saya hingga dewasa seperti sekarang ini. Semasa kecil saya suka sekali hal-hal yang berbau petualangan, hal tersebut yang membuat saya merasa dekat dengan alam, saya gemar mengoleksi hewan seperti serangga yang biasanya saya cari disekitar rumah, selain berpetualang kegemaran lainnya adalah melakukan penelitian sederhana hanya untuk sekedar merancang alat-alat baru. Saya sering membuat rekayasa benda-benda aneh yang menurut saya pribadi akan membantu kehidupan manusia, saya sendiri juga pernah melakukan percobaan dengan media sebuah botol, untuk menciptakan racun paling mematikan dunia. Saya campur dalam larutan cair yang didalamnya terdiri dari banyak bahan, lalu saya simpan dalam kulkas. 

Saya suka dengan dunia biologi, itu pelajaran yang paling menarik bagi saya. Dimana saya bisa mempelajari alam dengan lebih detail. Saya sering kali membeli hewan, seperti burung, ayam, bebek, kelinci, ikan, namun kebanyakan dalam waktu tidak lama semuanya pasti mati, bukan karena usia tua namun kesalahan saya dalam merawat mereka, dan saya hanya bisa sedih ketika mereka mati. Saya hobi menulis cerita pendek, saat masih sekolah dasar mungkin kelas 1 dan 2, saya sering bertanya pada adek saya tentang cerita apa yang mereka inginkan, lalu setelah menemukan ide maka saya menuliskan cerita tersebut dalam sebuah buku tulis kotak-kotak. Ceritanya tidak pernah selesai namun disitulah pertama kalinya saya belajar menulis!. Seringkali mengangkat tokoh-tokoh hewan. 

Saya hobi menggambar, sederhana saja. Menggambar yang masih berhubungan dengan dunia hewan, jujur saya kesulitan jika harus menggambar wujud manusia. Bangsa hewan lebih mudah untuk saya visualisasikan. Saya sering menggambar wujud monster sampai dengan dinaosaurus yang sering saya lihat dalam kartun-kartun di hari minggu. Saya merasa memiliki banyak sekali imajinasi mulai dari kecil hingga masa sekarang ini. Saya suka melamun untuk menciptakan apa yang ingin saya wujudkan. 

Saat kecil, saya merasa ada hal yang aneh dan itu sulit itu dimasukkan dalam dunia rasional, hal tersebut berhubungan dengan alam astral yang tak terjamah oleh mata.Sebuah fenomena yang pada akhirnya menjadi bagian dari hidup saya. 

Teringat dalam memori hidup saya, dimana saat didaulat sebagai lulusan terbaik mahasiswa fakultas ilmu budaya universitas airlangga, alhamdulillah" itu yang bisa saya ucapkan dan ayah-ibu tampak tersenyum dari tempat duduknya yang berselimut kain putih. Mereka bangga. 

Wartawan adalah pekerjaan selanjutnya yang sempat saya lakoni, masa sulit mencari berita memang punya kisah tersendiri. Tidak mudah!!, tapi ini adalah pekerjaan yang menyenangkan. Kita selalu diajarkan untuk mencintai apa yang kita kerjakan. Tidak terlalu lama menjadi wartawan akhirnya saya berhasil melanjutkan studi master di Univeritas Leiden, Belanda, mengambil program sejarah islam yang fokusnya di Indonesia. Cukup lama menjalani proses perkuliahan dan ditengah perjalanan master saya harus mengisinya dengan sebuah momen yang bernama pernikahan. Dia datang bagai bidadari yang sengaja diterbangkan oleh Tuhan ke dunia.  Dia adalah matahari sekaligus bulan yang sinarnya tak pernah padam walau cahaya telah hilang.  

Lulus dari program master, alhamdulillah sempat melakukan beberapa pekerjaan sebagai jurnalis sebuah media nasional dan beruntungnya bisa mengikuti misi-misi kemanusia internasional. Gaza adalah salah satu tempat impian saya, dan sekarang sudah saya kunjungi, menjadi photografer profesional juga masih saya lakoni walaupun status saya adalah sebagai ilmuwan sejarah. Beberapa daerah di afrika maupun daerah konflik lainnya pernah saya datangi juga.  

Terlepas dari keseriusan yang ada, saya juga aktif sebagai penyair yang sering kali baca puisi dalam tema-tema beragam, menulis banyak buku puisi yang membahas banyak problem di negeri pertiwi saya. Komunitas Rumah Menulis yang saya dirikan saat masa mahasiswa, kini menjadi komunitas literasi internasional yang anggotanya melingkup seluruh dunia. Adek-adek saya dulu yang membantu dalam menggerakkan komunitas ini, sekarang mereka menjadi orang-orang ternama dalam jajaran sastrawan indonesia. 

Alhamdulillah, bisa mengambil program doctor di Universitas Sorbone, Prancis. Istri memang tidak bisa selalu menemani perjalanan saya, tapi dia adalah doa yang selalu saya genggam dalam dada. Istri juga mahasiswa yang jebolan universitas negeri di indonesia, dan juga mengambil master di luar negeri.  Selama di prancis kemampuan sastra saya berkembang lebih cepat dan saya sering menghadiri teater yang digelar disana, selama di Sorbone saya masih tetap belajar tentang sejarah. 

Perjalanan memang panjang, dan saya merasa senang bisa berkumpul dengan teman-teman yang masih satu prinsip walau hidup diluar negeri, sering kali mereka disebut sebagai "ikhwah". Dua sahabat karibku kini telah sukses, mereka hidup dengan passionnya masing-masing. Apoteker dan Politisi. 

Saya dalam tiap minggunya masih sering membina kelompok lingkaran peradaban, masih sama seperti dikampus dulu. Kita melingkar untuk membakar semangat kebaikan.

Selanjutnya pasca lulus dari program doctor, saya tidak langsung kembali ke Indonesia, namun hidup cukup lama di Prancis sebagai asisten professor. Pengalaman hidup sebagai jurnalis, penulis, penyair, photografer , ilmuwan dan dai membuat mental diri saya semakin matang.  Hidup itu perjuangan. 


Hari itu, awal januari dan tepat pergantian tahun , saya pulang ke Indonesia,  di pintu keluar penumpang Bandara Juanda Surabaya, saya disambut oleh dua wanita yang telah banyak berjasa dalam hidup saya, sebelah kiri adalah wanita yang dengan keringat dan darahnya telah melahirkan saya dan membesarkan saya, sebelah kanannya ada wanita yang pandangan matanya telah lama saya rindukan-"Kesholehannya masih saja bisa saya rasakan" . Saya mencium tangan wanita yang sebelah kiri dan saya mencium kening wanita yang sebelah kanan. 

Alhamdulillah, Allah kumpulkan kami di Surga. 






#dream.  



Senin, 11 November 2013

Safar#37

Ulang tahun memang bukan tradisi islam, juga bukan tradisi dalam dalam kehidupanku dan keluargaku. Aku melaluinya hanya dengan doa-doa sederhana, bahkan aku sengaja untuk melupakannya. Kapan aku bisa disebut "Ulang Tahun" bagiku itu tidak penting.

Tapi ulang tahun menyimpan dakwah yang humanis, dakwah yang menyentuh nurani-nurani manusia. Dengan merayakan Ulang Tahun, kita akan belajar betapa berharganya kelahiran kita di dunia, kita juga akan belajar untuk menghargai umur-umur kehidupan yang semakin berkurang.

Ulang Tahun cukup dengan cara-cara yang sederhana, Islam memang tidak mengajarkan berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu. kita bisa membuat orang lain bahagia di hari yang mereka anggap sebagai Hari Ulang Tahun mereka. Membuat mereka tersenyum, bukankah itu pahala. Senyum yang penuh kesyukuran, lalu bisa kita iringi dengan doa-doa terbaik kita. Memberi semangat untuk terus lebih baik, sebagai Entitas yang diciptakan Allah Swt di Bumi ini.

Jumat, 21 Juni 2013

Rapat .

#Reminder

Part 1 :

Date ; 30 June 2013

Meeting with Great Leader. (All  Department : Akpro - Politik - Syiar )

Date : 5 July  2013

Prepare SWOT Analysis

Create Proker , must same with Department Orientation .

Building Mind about Dakwah Movement.


Part 2 :

Training Murobbi , Kamp B .

 



Kamis, 13 Juni 2013

U.S. Is Said to Plan to Send Weapons to Syrian Rebels

The Obama administration, concluding that the troops of President Bashar al-Assad of Syria have used chemical weapons against rebel forces in his country’s civil war, has decided to begin supplying the rebels for the first time with small arms and ammunition, according to American officials.

The officials held out the possibility that the assistance, coordinated by the Central Intelligence Agency, could include antitank weapons, but they said that for now supplying the antiaircraft weapons that rebel commanders have said they sorely need is not under consideration.

Supplying weapons to the rebels has been a long-sought goal of advocates of a more aggressive American response to the Syrian civil war. A proposal made last year by David H. Petraeus, then the director of the C.I.A., and backed by the State Department and the Pentagon to supply weapons was rejected by the White House because of President Obama’s deep reluctance to be drawn into another war in the Middle East.

But even with the decision to supply lethal aid, the Obama administration remains deeply divided about whether to take more forceful action to try to quell the fighting, which has killed more than 90,000 people over more than two years. Many in the American government believe that the military balance has tilted so far against the rebels in recent months that American shipments of arms to select groups may be too little too late.

Some senior State Department officials have been pushing for a more aggressive military response, including airstrikes to hit the primary landing strips in Syria that the Assad government uses to launch the chemical weapons attacks, ferry troops around the country and receive shipments of arms from Iran.

But White House officials remain wary, and on Thursday Benjamin J. Rhodes, one of Mr. Obama’s top foreign policy advisers, all but ruled out the imposition of a no-fly zone and indicated that no decision had been made on other military actions.

Mr. Obama declared last August that the use of chemical weapons by the Syrian government would cross a “red line” that would prompt a more resolute American response. In an April letter to Congress, the White House said that intelligence agencies had “varying degrees of confidence” that Syrian government troops had used chemical weapons. But the conclusion of the latest intelligence review, according to officials, is more definitive.


New York Times # June 2013

Rabu, 12 Juni 2013

Turkish Leader Orders an End to Protests in 24 Hours

Prime Minister Recep Tayyip Erdogan ordered his interior minister on Wednesday to end all antigovernment protests within 24 hours, as thousands of protesters returned to Taksim Square after riot police officers dispersed crowds overnight with tear gas and water cannons.

At a meeting in Ankara with representatives of the Confederation of Turkish Tradesmen and Craftsmen, a labor union, Mr. Erdogan dismissed international criticism of his handling of the protests and claimed that Turkish intelligence knew three months ago about local and foreign efforts to inflict chaos in Turkey, according to a union official who attended the meeting and who spoke on the condition of anonymity.

“There are people who claim this is the Turkish Spring, but what they do not see is that Turkey has been living through its spring since 2002,” said Mr. Erdogan, referring to the year his Justice and Development Party won a majority of seats in Parliament.

“By tomorrow at the latest, the Gezi Park incident will end,” he continued. “This is a public park, not an area of occupation.”

For nearly two weeks, the prime minister has remained largely defiant, demanding that protesters leave the square, placing armed police officers on standby to sweep the area and insisting that the demonstrations were nothing like the Arab Spring protests, which ousted entrenched leaders across the Middle East and northern Africa. But as homemade firebombs and tear gas wafted through the city center, it seemed that Mr. Erdogan and his supporters had miscalculated the opposition’s tenacity and conviction.

“Thugs! Thugs!” a protester shouted at the police as she was shrouded in a cloud of tear gas. “Let God bring the end of you!”

# New York Times, June 12 .

Minggu, 02 Juni 2013

#lIttle Journey 8

Cities in Indonesia, the next time will be the center of human civilization, because the city will be the growth of the change, the economy, education, science, politics, culture, etc.

Cities in Indonesia, will continue to emerge because of the pressure of globalization and the influence of information technology. What is needed right now is how to achieve a healthy city. City that can provide prosperity facilities for the community.


We need a healthy city.


# Indonesian Great.

Sabtu, 01 Juni 2013

#Little Journey 7


About Indonesia
 
Indonesia is a large country, standing between two oceans and two continents. Indonesia which was formerly known as the Archipelago, has a lot of culture, ethnicity, and religion. With a background Indonesian nation can complement each other and should be united with one another.

Indonesia is a big country, and today it is time for Indonesia to be able to compete with other countries. Vast natural resources and human resources are many, will make Indonesia a Country Strong.


# Indonesian Great.